Shadow of GOD Part 4
“kenapa kamu akhir-akhir ini rajin sekali pergi
kuliah” tanya kak diktan dengan suara menyindir.
“ada yang salah kah ? mumpung masih ada kesempatan
aku harus rajin,aku ingin semua yang aku inginkan ,aku harus mendapakan segera
termasuk semua cita-cita ku”
“woohh..benarkah begitu ? bukan karena kian ?”
Sahut kak diktan yang membuat ku kesal sekaligus
malu.
“sudah berangkat sana”
Sahut kak dikta yang melihat kemarahan ku seperti
banteng.
“irene..”
Panggil kak dikta,aku tahu dan aku langsung berjalan
kearahnya,seperti biasa dia akan meminta ku untuk menciumnya berkali-kali.
“sungguh
menyebalkan”
“apa aku anak kecil yang harus menciumi mereka
sebelum aku berangkat sekolah,bukan sekolah..tapi aku berangkat
kuliah,haaaahh....mau bagaimana lagi ?”
“kak kian,ayo kita berangkat” ajak ku,meskipun aku
juga sering kesal padanya karena dia tidak menolong tapi malah mentertawakan
ku,kalau saja dia bukan penolong ku,aku akan menghajarnya.
“apa terlihat lucu ?” tanya ku padanya yang sedari
tadi menyetir dengan seringai yang aku benci.
“iya,begitulah”
“iya ,begitulah ?”
aku sangat membenci jawabannya yang satu ini.
“mau pergi kemana hari ini ?”
“ke kampuslah,mau kemana lagi”
Jawab ku ketus.
“bukankah hari ini kamu masuk siang ?”
“benarkah ? kenapa aku tidak tahu ?”
“karena kamu kurang serius dengan kuliah mu”
“enak saja,siapa yang bilang....tungggu ,tapi kenapa
kamu bisa tahu kalau hari ini aku masuk siang ?”
“aku hanya tahu saja,jadi kita pergi kemana hari ini
?”
“bukankah kamu ada kuliah pagi ?”
“ya ,tapi hari ini aku sedang tidak ingin belajar ?”
“wo’o..putra ketua DPR yang terkenal pintar dan
disiplin sekarang mau bolos”
“jadi..kita mau pergi kemana ?”
“terserahlah,yang penting tempatnya bagus”
“kamu selalu saja seperti itu”
“selalu seperti itu ?”
Tanya ku,dengan alis terangkat.aku hanya mendengar tawanya
yang menyebalkan itu.
*****
“lihatlah di sekeliling mu ?”
Dengan malasnya aku mengikuti perintahnya.
“waaah..”
Seru ku kagum melihat kabut menyelimuti pepohonan
dan bukit.
“apakah kamu suka ?”
“tentu saja,hanya orang aneh yang tidak menyukai
kabut yang indah ini”
“apa kamu ingin keluar ?”
“tentu saja,ini tidak boleh di lewatkan,apakah kita
ada di puncak ?”
Tanya ku dengan tangan merayap membuka mobil.
“tidak..kita di jalan menuju ke villa waktu itu”
“haah,bagaimana bisa ? dari kecil aku kesini tapi
aku tidak pernah melihat pemandangan ini”
“karena ini adalah jalan rahasia”
“benarkah ?bagaiamana kamu bisa tahu ini,padahal
selama ini kamu ada di inggris”
“jawabannya hanya satu,yaitu..karena aku pintar”
“iyalah,aku tahu kamu memang pintar sekaligus
sombong bapak ketua DPR ?”
“iya,kamu mengumpat ku ,begini baru benar”
“baiklah ,dengan senang hati aku akan mengumpat mu
sesering mungkin”
“kamu mau usus ? atau kentang goreng”
“keduanya..” Jawab ku girang.
“tidak pernah berubah,masih saja mejadi gadis rakus”
“aku tidak rakus,suruh siapa menyebutkan makanan
favorit ku,tapi meskipun begitu kamu hanya menggoda ku kan ?”
kian masuk kedalam mobil.
“dia
memang benar-benar pembohong,mana ada usus ada usus dan kentang goreng disini”
“ini ! siapa bilang di tempat ini tidak ada usus dan
kentang goreng”
ujar kian dan keluar dengan membawa keduanya dan
membuat ku sangat senang.
“apakah kamu menyiapkan ini semuanya ? wah kamu
memang benar-benar baik” Puji ku.
“irene...”
Teriak kian dan berlari menuju dimana aku berdiri,ku
mendengar laju sepeda motor yang lajunya sangat kencang,angin kencang mengibas
ku ,dan kini aku mendengar tarikan nafasnya karena kami begitu dekat.sepertinya
aku pernah mengalami ini,tapi dimana dan kapan ?.
“apakah kamu baik-baik saja ?”
“se..se.seperti yang kamu lihat” Jawab ku canggung.
“disini banyak kabut,ayo kita pergi”
Ajaknya melepaskan pelukan eratnya.
*****
Deruan pesawat terdengar begitu keras di telingaku
meskipun aku mendengarkan musik dengan volume tinggi,kadang aku benci dengan
tempat ini,tapi disisi lain kadang aku juga menyukai tempat ini,aku tidak suka
karena tempat ini membuat kita berpisah dengan orang-orang yang kita sayang,dan
sebaliknya untuk alasan yang kedua,kita bisa bertemu kembali dengan mereka
disini.
“apakah kamu benar-benar tidak ingin ikut ke dubai
?”
tanya bunda ayah ke sekian kalinya padaku.
“ayah,bunda,sebenarnya aku ingin ikut tapi..kalian
tahu sekarang aku sedang rajin-rajinnya kuliah,jadi aku tidak bisa ikut”
Jawabku.
“oh sedang rajin-rajinya ya,apakah karena kian?”
Pertanyaan ayah membuat ku merona sekaligus membuat
kepala ku memanas.
“ayah..bukan seperti itu”
“lihatlah puteri kita bun,lihat wajahnya yang
memerah..”
“ayaaah.. berhentilah menggoda ku,berapa hari ayah
bunda disana ?”
“mungkin dua minggu ?”
“dua minggu ? kenapa lama sekali ?”
“karena ayah dapat tugas dari partai ?”
“kenapa hanya ayah ?”
“bukan hanya ayah,banyak dari kantor yang berangkat
kesana”
“haaah..mungkin irene akan sangat merindukan ayah
bunda”
Ujar ku lemah karena ini pertama kalinya ayah dan
bunda pergi tanpaku.
“ayah ...bunda...” sambar suara dari kerumunan
penumpang.
“apakah kita terlambat ?”
Tanya kak dikta dengan nafas yang tidak teratur.
“tidak..kenapa kalian kesini,kalian kan ada ujian”
“kita sudah mengerjakannya”
Sahut diktan yang masih saja mengelus dada
bidangnya.
“wohh.. sekarang putra-putra ayah sudah berubah
rupanya”
“ayah..mulai lagi deh..”
Celetuk kak diktan yang membuat kita tertawa.
*****
“aahhh dua minggu ? pasti hari-hari ku akan sangat
membosankan”
Seru ku.
“itu tidak akan terjadi adik yang manis”
Sahut kak diktan yang sudah membuat ku kesal,selalu
memanggil ku seperti itu.
“iya itu benar,kami akan membuat mu merasa bosan
jadi mari kita bersenang-senang ?”
“hah ,bersenang-senang apanya,bagi kalian itu senang
tapi bagi ku kalian selalu mengerjai ku,sungguh menyebalkan”
Gumam ku dan keluar dari mobil.
“kamu mau kemana ?”
Teriak kak diktan.
“aku mau hang out dengan teman-teman ku jadi kalian
pulang sendiri”
Jawab ku dan berlari sebelum mereka menyusul.
“apakah kamu kabur dari kakak-kakak mu ?”
“aahhh...kamu membuat ku kaget”
Ujar ku spontan.
“kian ? kenapa kamu bisa disini ?”
“aku hanya jalan-jalan,dan kamu ?”
“tidak usah ditanya,kamu sudah menebaknya tadi”
“ahhh ternyata benar”
“ayo kita pergi”
“kita mau kemana ? ”
Seperti biasanya dia selalu menanyakan ‘kita’ akan
pergi kemana,tapi tetap saja aku yang mengikuti kemanapun dia pergi.
“apakah kita akan pergi ke tempat baru dan lebih
bagus lagi ?”
“iya bisa di bilang begitu,jadi cepatlah,kenapa kamu
pelan sekali jalannya,seperti kura-kura”
“hei..kura-kura ? aku sudah berjalan cepat tapi kamu
yang berjalan terlalu cepat”
umpat ku dan beralri menyusulnya yang sengaja
membuat ku lelah.
*****
“kita sudah sampai”
“bukankah ini kampus,kenapa kita kesini ?”
“bukankah kamu ingin pergi ke tempat yang baru dan
bagus,dan inilah tempatnya”
“tapi...”
“sudahlah jangan banyak protes,ikuti saja”
Potongnya dan berjalan tanpa menunggu ku.
“lihatlah,bukankah ini tempat yang bagus”
“iya,lumayan untuk ukuran atap gedung kampus”
“tapi
ingat ,kakak melarang keras kamu pergi ke loteng utara kampus”
Tiba-tiba,aku merasa kak diktan ada di depan ku.aku
baru ingat ini adalah tempat yang tidak boleh aku kungjungi.
“sebaiknya kita segera turun dari sini”
Ujar ku sambil menariknya.
“tunggu,sebenatar lagi akan ada bintang jatuh,jadi
tunggulah sebentar lagi”
“kita bisa melihatnya
di tempat lain jadi cepatlah turun”
“hanya disini kita bisa melihatnya”
“ahh bagaimana bisa....?”
“lihatlah,itu bintang jatuhnya”
Aku menoleh ke arah dimana telunjuknya menunjuk.
“waahhh..indah ,sangat indah,seperti salju”
Kagum ku,putih dan bercahaya,sungguh berbeda dengan
yang sering ku lihat di film-film,ini bintang jatuh yang sangat berbeda.
“tapi..bagaimana kamu bisa tahu ? akan ada bintang
yang jatuh dan seindah ini ?”
“aku sudah mengatakannya berkali-kali,tapi kenapa
kamu selalu lupa..”
“iya ,sekarang aku ingat,dan aku tidak akan lupa
lagi kalau kamu itu pintar, sangat pintar,sekarang cepatlah turun karena
bintangnya sudah tidak ada”
“baiklah,kita turun”
sebenarnya
aku tidak ingin turun secepat ini kalau
saja bukan tempat ini,aku sudah berjanji tidak akan kesana,meskipun aku ingin
menunggu bintang jatuh selanjutnya,aku harus turun dan tidak pernah pergi
kesana lagi.
“irene..”
Aku menoleh kebelakang.
“jane..”
Seru ku.
“wooh..kamu bersama siapa ?”
“hm..dia adalah teman ku”
Jawab ku kaku.
“hm..sejak kapan kamu berjalan dengan teman mu tanpa
kedua kakak mu,apalagi teman mu seorang pria...”
“karena di sudah dekat dengan keluarga ku,kalau kamu
tidak percaya..”
“bukankah nama mu kian,mahasiswa baru pindahan dari
inggris ?”
potong jane,aku tidak bisa menahan tawa saat kian mundur
satu langkah karena agak risih dengan
teman ku yang genit ini.
“pantas saja kamu sibuk,kamu sibuk dengannya ?”
Tanya jane matanya memicing tajam.
“hm..kapan aku bilag sibuk ? ”
“meskipun kamu tidak bilang,tapi aku bisa menduga
kalau kamu sibuk akhir-akhir ini,jadi maklum saja kalau kamu tidak punya
waktu,tapi ternyata kamu sibuk dengan pria tampan ini”
Celoteh jane dan seperti biasanya tangannya gatal kalau ada orang tampan tidak dia raba.
*****
“aishh
menjijikkan”
“kamu bilang apa ?”
Tanya kian dan ekspresi risih yang masih di
wajahnya.
“tidak,aku tidak bilang apa-apa”
Elak ku.
“tapi aku dengar ‘aishh
menjijikkan’,kalau bukan kamu yang bilang siapa lagi,bukanah di mobil ini
hanya kita berdua ?”
“hm..itu,,hm..kamu tahu,di depan rumah ku ini memang ada hantunya jadi mungkin hantu yang...”
“hm..itu,,hm..kamu tahu,di depan rumah ku ini memang ada hantunya jadi mungkin hantu yang...”
“iya disini memang ada hantu,dan hantu itu adalah
kamu” Potongnya.
“apakah selucu itu ?”
Sambungnya.
“apa yang lucu?”
“waktu jane mencium ku,kenapa kamu tertawa ?”
“karena ekspresi mu lucu,ku kira kamu sering
melakukan itu di inggris,tapi setelah aku melihat jane mencium pipi mu,aku
ralat kata-kata ku”
“kenapa harus di ralat ?”
Sambarnya dan mendekatkan wajahnya pada ku.
“kamu mau apa ?”
Jawab ku panik.dan semakin panik lagi saat wajah
kami benar-benar dekat.
“aaaa..kenapa kamu mencubit pipi ku”
Teriak ku seraya menarik rambutnya sebagai
pembalasan.
“kenapa kamu begitu tegang ? aku hanya ingin membuka
sitbelt mu”
Aku berdiri dan membuka pintu mobil.
“berhentilah menyeringai,aku benci itu,dari semua
ekspresi mu yang paling aku suka,saat kamu di cium jane,haha...pindahan dari
inggris menringis saat dicium jane,haha kamu tahu ciuman itu sudah biasa di
antara teman jadi jangan takut seperti itu,terpaksa aku harus ralat ....apa
yang kamu lakukan ?”
Tanya ku,setelah ku mendapatkan kesadaran ku lagi.
“apa yang aku lakukan ? bukankah ciuman sudah biasa
disini,jadi tidak usah takut”
“apa yang kamu bicarakan ?” Ujar ku lemah.
“ternyata kamu benar-benar takut...”desahnya sambil
menyeringai .“ haha lihatlah wajah mu sekarang ada bintik merah dipipi mu,haha
seperti tompel”
“karena itu aku tanya ? apa yang kamu lakukan begok
?kamu tahu kalau aku di cium pipi ku akan ada bercak mera,bukan tompel !”
Teriakku sambil menjambak rambutnya,dan pergi
meninggalkannya di depan rumah.
“apakah dia gila,kenapa dia melakukan itu,dasar bad
boy,apa lagi ini? ”
Ku rogoh tas ku mencari ponsel ku yang berdering.
“aahh apa sih kak,aku sudah pulang”
Sahut ku ketus,tapi...kenapa bukan kak diktan yang
bicara...
*****