widget

Rabu, 26 Maret 2014

The Shadow Of GOD Part 4

Shadow of  GOD Part 4


“kenapa kamu akhir-akhir ini rajin sekali pergi kuliah” tanya kak diktan dengan suara menyindir.
“ada yang salah kah ? mumpung masih ada kesempatan aku harus rajin,aku ingin semua yang aku inginkan ,aku harus mendapakan segera termasuk semua cita-cita ku”
“woohh..benarkah begitu ? bukan karena kian ?”
Sahut kak diktan yang membuat ku kesal sekaligus malu.
“sudah berangkat sana”
Sahut kak dikta yang melihat kemarahan ku seperti banteng.
“irene..”
Panggil kak dikta,aku tahu dan aku langsung berjalan kearahnya,seperti biasa dia akan meminta ku untuk menciumnya berkali-kali.
“sungguh menyebalkan”
“apa aku anak kecil yang harus menciumi mereka sebelum aku berangkat sekolah,bukan sekolah..tapi aku berangkat kuliah,haaaahh....mau bagaimana lagi ?”
“kak kian,ayo kita berangkat” ajak ku,meskipun aku juga sering kesal padanya karena dia tidak menolong tapi malah mentertawakan ku,kalau saja dia bukan penolong ku,aku akan menghajarnya.
“apa terlihat lucu ?” tanya ku padanya yang sedari tadi menyetir dengan seringai yang aku benci.
“iya,begitulah”
“iya ,begitulah ?”
aku sangat membenci jawabannya yang satu ini.
“mau pergi kemana hari ini ?”
“ke kampuslah,mau kemana lagi”
Jawab ku ketus.
“bukankah hari ini kamu masuk siang ?”
“benarkah ? kenapa aku tidak tahu ?”
“karena kamu kurang serius dengan kuliah mu”
“enak saja,siapa yang bilang....tungggu ,tapi kenapa kamu bisa tahu kalau hari ini aku masuk siang ?”
“aku hanya tahu saja,jadi kita pergi kemana hari ini ?”
“bukankah kamu ada kuliah pagi ?”
“ya ,tapi hari ini aku sedang tidak ingin belajar ?”
“wo’o..putra ketua DPR yang terkenal pintar dan disiplin sekarang mau bolos”
“jadi..kita mau pergi kemana ?”
“terserahlah,yang penting tempatnya bagus”
“kamu selalu saja seperti itu”
“selalu seperti itu ?”
Tanya ku,dengan alis terangkat.aku hanya mendengar tawanya yang menyebalkan itu.
*****
“lihatlah di sekeliling mu ?”
Dengan malasnya aku mengikuti perintahnya.
“waaah..”
Seru ku kagum melihat kabut menyelimuti pepohonan dan bukit.
“apakah kamu suka ?”
“tentu saja,hanya orang aneh yang tidak menyukai kabut yang indah ini”
“apa kamu ingin keluar ?”
“tentu saja,ini tidak boleh di lewatkan,apakah kita ada di puncak ?”
Tanya ku dengan tangan merayap membuka mobil.
“tidak..kita di jalan menuju ke villa waktu itu”
“haah,bagaimana bisa ? dari kecil aku kesini tapi aku tidak pernah melihat pemandangan ini”
“karena ini adalah jalan rahasia”
“benarkah ?bagaiamana kamu bisa tahu ini,padahal selama ini kamu ada di inggris”
“jawabannya hanya satu,yaitu..karena aku pintar”
“iyalah,aku tahu kamu memang pintar sekaligus sombong bapak ketua DPR ?”
“iya,kamu mengumpat ku ,begini baru benar”
“baiklah ,dengan senang hati aku akan mengumpat mu sesering mungkin”
“kamu mau usus ? atau kentang goreng”
“keduanya..” Jawab ku girang.
“tidak pernah berubah,masih saja mejadi gadis rakus”
“aku tidak rakus,suruh siapa menyebutkan makanan favorit ku,tapi meskipun begitu kamu hanya menggoda ku kan ?”
kian masuk kedalam mobil.
“dia memang benar-benar pembohong,mana ada usus ada usus dan kentang goreng disini”
“ini ! siapa bilang di tempat ini tidak ada usus dan kentang goreng”
ujar kian dan keluar dengan membawa keduanya dan membuat ku sangat senang.
“apakah kamu menyiapkan ini semuanya ? wah kamu memang benar-benar baik” Puji ku.
“irene...”
Teriak kian dan berlari menuju dimana aku berdiri,ku mendengar laju sepeda motor yang lajunya sangat kencang,angin kencang mengibas ku ,dan kini aku mendengar tarikan nafasnya karena kami begitu dekat.sepertinya aku pernah mengalami ini,tapi dimana dan kapan ?.
“apakah kamu baik-baik saja ?”
“se..se.seperti yang kamu lihat” Jawab ku canggung.
“disini banyak kabut,ayo kita pergi”
Ajaknya melepaskan pelukan eratnya.
*****
Deruan pesawat terdengar begitu keras di telingaku meskipun aku mendengarkan musik dengan volume tinggi,kadang aku benci dengan tempat ini,tapi disisi lain kadang aku juga menyukai tempat ini,aku tidak suka karena tempat ini membuat kita berpisah dengan orang-orang yang kita sayang,dan sebaliknya untuk alasan yang kedua,kita bisa bertemu kembali dengan mereka disini.
“apakah kamu benar-benar tidak ingin ikut ke dubai ?”
tanya bunda ayah ke sekian kalinya padaku.
“ayah,bunda,sebenarnya aku ingin ikut tapi..kalian tahu sekarang aku sedang rajin-rajinnya kuliah,jadi aku tidak bisa ikut”
Jawabku.
“oh sedang rajin-rajinya ya,apakah karena kian?”
Pertanyaan ayah membuat ku merona sekaligus membuat kepala ku memanas.
“ayah..bukan seperti itu”
“lihatlah puteri kita bun,lihat wajahnya yang memerah..”
“ayaaah.. berhentilah menggoda ku,berapa hari ayah bunda disana ?”
“mungkin dua minggu ?”
“dua minggu ? kenapa lama sekali ?”
“karena ayah dapat tugas dari partai ?”
“kenapa hanya ayah ?”
“bukan hanya ayah,banyak dari kantor yang berangkat kesana”
“haaah..mungkin irene akan sangat merindukan ayah bunda”
Ujar ku lemah karena ini pertama kalinya ayah dan bunda pergi tanpaku.
“ayah ...bunda...” sambar suara dari kerumunan penumpang.
“apakah kita terlambat ?”
Tanya kak dikta dengan nafas yang tidak teratur.
“tidak..kenapa kalian kesini,kalian kan ada ujian”
“kita sudah mengerjakannya”
Sahut diktan yang masih saja mengelus dada bidangnya.
“wohh.. sekarang putra-putra ayah sudah berubah rupanya”
“ayah..mulai lagi deh..”
Celetuk kak diktan yang membuat kita tertawa.
*****
“aahhh dua minggu ? pasti hari-hari ku akan sangat membosankan”
Seru ku.
“itu tidak akan terjadi adik yang manis”
Sahut kak diktan yang sudah membuat ku kesal,selalu memanggil ku seperti itu.
“iya itu benar,kami akan membuat mu merasa bosan jadi mari kita bersenang-senang ?”
“hah ,bersenang-senang apanya,bagi kalian itu senang tapi bagi ku kalian selalu mengerjai ku,sungguh menyebalkan”
Gumam ku dan keluar dari mobil.
“kamu mau kemana ?”
Teriak kak diktan.
“aku mau hang out dengan teman-teman ku jadi kalian pulang sendiri”
Jawab ku dan berlari sebelum mereka menyusul.
“apakah kamu kabur dari kakak-kakak mu ?”
“aahhh...kamu membuat ku kaget”
Ujar ku spontan.
“kian ? kenapa kamu bisa disini ?”
“aku hanya jalan-jalan,dan kamu ?”
“tidak usah ditanya,kamu sudah menebaknya tadi”
“ahhh ternyata benar”
“ayo kita pergi”
“kita mau kemana ? ”
Seperti biasanya dia selalu menanyakan ‘kita’ akan pergi kemana,tapi tetap saja aku yang mengikuti kemanapun dia pergi.
“apakah kita akan pergi ke tempat baru dan lebih bagus lagi ?”
“iya bisa di bilang begitu,jadi cepatlah,kenapa kamu pelan sekali jalannya,seperti kura-kura”
“hei..kura-kura ? aku sudah berjalan cepat tapi kamu yang berjalan terlalu cepat”
umpat ku dan beralri menyusulnya yang sengaja membuat ku lelah.
*****
“kita sudah sampai”
“bukankah ini kampus,kenapa kita kesini ?”
“bukankah kamu ingin pergi ke tempat yang baru dan bagus,dan inilah tempatnya”
“tapi...”
“sudahlah jangan banyak protes,ikuti saja”
Potongnya dan berjalan tanpa menunggu ku.
“lihatlah,bukankah ini tempat yang bagus”
“iya,lumayan untuk ukuran atap gedung kampus”
“tapi ingat ,kakak melarang keras kamu pergi ke loteng utara kampus”
Tiba-tiba,aku merasa kak diktan ada di depan ku.aku baru ingat ini adalah tempat yang tidak boleh aku kungjungi.
“sebaiknya kita segera turun dari sini”
Ujar ku sambil menariknya.
“tunggu,sebenatar lagi akan ada bintang jatuh,jadi tunggulah sebentar lagi”
 “kita bisa melihatnya di tempat lain jadi cepatlah turun”
“hanya disini kita bisa melihatnya”
“ahh bagaimana bisa....?”
“lihatlah,itu bintang jatuhnya”
Aku menoleh ke arah dimana telunjuknya menunjuk.
“waahhh..indah ,sangat indah,seperti salju”
Kagum ku,putih dan bercahaya,sungguh berbeda dengan yang sering ku lihat di film-film,ini bintang jatuh yang sangat berbeda.
“tapi..bagaimana kamu bisa tahu ? akan ada bintang yang jatuh dan seindah ini ?”
“aku sudah mengatakannya berkali-kali,tapi kenapa kamu selalu lupa..”
“iya ,sekarang aku ingat,dan aku tidak akan lupa lagi kalau kamu itu pintar, sangat pintar,sekarang cepatlah turun karena bintangnya sudah tidak ada”
“baiklah,kita turun”
sebenarnya aku tidak ingin  turun secepat ini kalau saja bukan tempat ini,aku sudah berjanji tidak akan kesana,meskipun aku ingin menunggu bintang jatuh selanjutnya,aku harus turun dan tidak pernah pergi kesana lagi.
“irene..”
Aku menoleh kebelakang.
“jane..”
Seru ku.
“wooh..kamu bersama siapa ?”
“hm..dia adalah teman ku”
Jawab ku kaku.
“hm..sejak kapan kamu berjalan dengan teman mu tanpa kedua kakak mu,apalagi teman mu seorang pria...”
“karena di sudah dekat dengan keluarga ku,kalau kamu tidak percaya..”
“bukankah nama mu kian,mahasiswa baru pindahan dari inggris ?”
potong jane,aku tidak bisa menahan tawa saat kian mundur satu langkah karena agak  risih dengan teman ku yang genit ini.
“pantas saja kamu sibuk,kamu sibuk dengannya ?”
Tanya jane matanya memicing tajam.
“hm..kapan aku bilag sibuk ? ”
“meskipun kamu tidak bilang,tapi aku bisa menduga kalau kamu sibuk akhir-akhir ini,jadi maklum saja kalau kamu tidak punya waktu,tapi ternyata kamu sibuk dengan pria tampan ini”
Celoteh jane dan seperti biasanya tangannya  gatal kalau ada orang tampan tidak dia raba.
*****
“aishh menjijikkan”
“kamu bilang apa ?”
Tanya kian dan ekspresi risih yang masih di wajahnya.
“tidak,aku tidak bilang apa-apa”
Elak ku.
“tapi aku dengar ‘aishh menjijikkan’,kalau bukan kamu yang bilang siapa lagi,bukanah di mobil ini hanya kita berdua ?”
“hm..itu,,hm..kamu tahu,di depan rumah ku ini memang ada hantunya jadi mungkin hantu yang...”
“iya disini memang ada hantu,dan hantu itu adalah kamu” Potongnya.
“apakah selucu itu ?”
Sambungnya.
“apa yang lucu?”
“waktu jane mencium ku,kenapa kamu tertawa ?”
“karena ekspresi mu lucu,ku kira kamu sering melakukan itu di inggris,tapi setelah aku melihat jane mencium pipi mu,aku ralat kata-kata ku”
“kenapa harus di ralat ?”
Sambarnya dan mendekatkan wajahnya pada ku.
“kamu mau apa ?”
Jawab ku panik.dan semakin panik lagi saat wajah kami benar-benar dekat.
“aaaa..kenapa kamu mencubit pipi ku”
Teriak ku seraya menarik rambutnya sebagai pembalasan.
“kenapa kamu begitu tegang ? aku hanya ingin membuka sitbelt mu”
Aku berdiri dan membuka pintu mobil.
“berhentilah menyeringai,aku benci itu,dari semua ekspresi mu yang paling aku suka,saat kamu di cium jane,haha...pindahan dari inggris menringis saat dicium jane,haha kamu tahu ciuman itu sudah biasa di antara teman jadi jangan takut seperti itu,terpaksa aku harus ralat ....apa yang kamu lakukan ?”
Tanya ku,setelah ku mendapatkan kesadaran ku lagi.
“apa yang aku lakukan ? bukankah ciuman sudah biasa disini,jadi tidak usah takut”
“apa yang kamu bicarakan ?” Ujar ku lemah.
“ternyata kamu benar-benar takut...”desahnya sambil menyeringai .“ haha lihatlah wajah mu sekarang ada bintik merah dipipi mu,haha seperti tompel”
“karena itu aku tanya ? apa yang kamu lakukan begok ?kamu tahu kalau aku di cium pipi ku akan ada bercak mera,bukan tompel !”
Teriakku sambil menjambak rambutnya,dan pergi meninggalkannya di depan rumah.
“apakah dia gila,kenapa dia melakukan itu,dasar bad boy,apa lagi ini? ”
Ku rogoh tas ku mencari ponsel ku yang berdering.
“aahh apa sih kak,aku sudah pulang”
Sahut ku ketus,tapi...kenapa bukan kak diktan yang bicara...

*****

Minggu, 23 Maret 2014

The Shadow Of GOD Part 3

Shadow of  GOD Part 3

“bunda..”
“iya..”
“mereka siapa,kenapa bunda ayah dan kakak tampak akrab dan segan pada mereka ?”
“begitukah ? itu mungkin karena mereka adalah keluarga yang sangat baik”
“baik ? bukankah keluarga kita juga baik”
“iya,bunda tahu,tapi mereka banyak menolong keluarga kita”
“oh..apa om bram  satu kantor dengan ayah ?”
“tentu saja,dia adalah sahabat ayah mu dan sekaligus ketuanya”
“ayah adalah wakil di DPR ,jadi om bram adalah ketua di DPR ? woohh..keluarga yang keren”
Seru ku,politik ? aku sangat suka dengan kata ini,meskipun banyak masalah di dalamnya,tapi banyak hal positif  juga di dalamnya,cita-cita ku banyak dan salah satunya aku ingin menjadi seperti ayah.
“hm..mereka keluarga keren,begitukah ..?”
Ledek bunda .
“iya,tentu saja ,tapi keluarga kita yang lebih keren dari keluarga keren manapun”
“Irene..apakah tehnya di buat di italia ?”
Sindir ayah karena bunda dan aku membuat tehnya sangat lama,entah mengapa bunda ayah sering tersenyum pada ku meskipun kesalahan sering aku lakukan, kelak aku ingin mempunyai semua apa yang di miliki bunda saat ini.
“ayah...”
Panggil ku dengan manjanya dan aku tidak akan pernah malu melakukannya meskipun di depan ketua DPR sekalipun.
“ohh..putri ayah yang manis,lihatlah berapa lama kamu biarkan bapak bram menunggu unutk minuman yang kamu buat.
“maaf ayah”
Jawab ku malu-malu sambil meletakkan minuman di tempat duduk masing-masing orang yang berkumpul.
“oh..kurang satu”
Seru ku pelan.
“putri mu benar-benar cepat sekali panik”
Sambar om bram.
“maaf om,oh maksud irene bapak..”
“jangan panggil saya bapak bram,panggil saja om bram,kan kalau begitu om kedengarannya lebih muda”
om bram ketua DPR yang humoris.
“baiklah ...om”
Balas ku meskipun masih terasa canggung,supaya tidak  memperlihatkan kecanggungan lebih lama lagi aku langsung melangkah menuju dapur.
“apakah dia tampan ?”
“tentu saja om bram sangat tampan tapi lebih tampan ayah kemana-mana”
“bukan om bramnya,tapi anaknya”
“anaknya,jadi yang baru datang itu anaknya ?”
Bunda mengangguk membenarkan ucapan ku.
“namanya kian,selama ini dia ada inggris bersama mamanya,sudah lama bunda tidak melihatnya dan mamanya tante lia”
“terus bagaimana dengan om bram ?”
“dia sering pergi inggris-indonesia”
“ini sudah,cepat antarkan minumannya”
Ujar bunda lalu menyodorkan kopinya.
“baiklah bunda sayangku,bunda tidak kesana ?”
Tanya ku yang melihat bunda masih sibuk.
“bunda mau mempersiapkan bahan-bahan untuk barbeque kita nanti malam”
“dan tante akan membantu”
Sambar tante lia yang berdiri di belakang ku.
“duduk sana,biarkan kita,ibu-ibu yang mempersiapkan barbaquenya”
Kita tersenyumsatu sama lain.
“ayah ,ini minumannya”
“lah,kenapa di kasih ke ayah,kasih ke kak kian nya”
“tapi..dimana dia”
Pandangan ku menyapu semua tempat yang bisa aku lihat,tapi aku tidak melihat dia.
“dia ada di taman belakang”
Sahut om bram,aku berjalan menuju taman belakang,tapi anehnya,adegan seperti ini tidak asing bagi ku.
“apakah kamu mencari ku ?”
suara itumembuat ku kaget,aku menoleh ke arah dimana suara itu berasal.
“kenapa kamu tahu tempat ini ?”
Tanya ku bingung karena dia menduduki tempat yang menjadi favorit ku di rumah ini.
“aku menemukan tempat ini,lalu aku tertarik dan duduk disini,apakah kamu keberatan ?”
“tentu saja tidak,aku hanya bingung,bagaimana kamu bisa menemukan tempat ini,ayah bunda bahkan kakak-kakak ku pun yang suka sekali mengganggu ku tidak bisa menemukan tempat ini”
“aku mengerti,ini adalah tempat rahasia mu jadi aku minta maaf dan aku tidak akan memberitahu kepada siapa pun tempat ini”
Janjinya seraya menghampiri ku dan mengambil minuman yang ku bawa.
“nama mu irene,kan ?”
“ya,dan kamu kian ?”
“ya,nama ku kian,dan kurasa kamu lebih muda dari ku,jadi panggil aku..”
“ya kak kian” potong ku cepat.
kenapa mereka yang lebih tua dari ku selalu mempeributkan panggilan kata ‘kak’ kecuali jane.
“hai kian,maaf  kita tadi tidak bisa menyambut mu,karena kita ada jam kuliah,aku diktan dan ini kakak ku dikta”
“kian..”
Jelas diktan bersemangat.
“ku dengar kamu akan kuliah di universitas kita ?”
Sambung dikta.
“kurasa kamu benar”
Jawab kian singkat.
Seketika aku panik karena aku sadar siapa yang datang sekarang.
“kenapa kalian di taman belakang,kenapa tidak berkumpul dengan orang tua”
Kumelihat sekeliling.
“hah..untunglah ,ku kira..”
“ku kira apa ?”
Sambar kak diktan.
“ku kira..hm.. ku kira kalian tidak kuliah”
Jawab ku ketus dan langsung pergi meninggalkan mereka.
“kenapa kita bisa ditaman belakang tanpa aku sadari,padahal tadi masih di...ahh biarlah mungkin tadi aku tidak memperhatikan sekeliling ku dengan teliti.
*****
“sungguh puteri yang manis dan pintar”
Puji om bram seraya mengelus kepala ku,aku jadi tersipu olehnya.
“om terlalu berlebihan”
Semuanya tertawa.
“apakah jawaban ku lucu”
Tanya ku pada diri sendiri.
“apa cita-cita mu ?”
“cita-cita ku,hm..banyak,tapi salah satunya aku ingin menjadi menteri”
“menteri ? om rasa kamu akan mudah mendapatkan gelar itu”
Jawab tante lia.
“aku akan berusaha tante”
Sahut ku yang di respon dengan tawa oleh mereka.
“apakah mereka mumuji apa meledek ku sih ?” batin ku.
“apa jurusan mu ?”
Tanya kang sedari tadi diam.
“hubungan internasional”
Jawab ku singkat dan beranjak dari sofa.
“apakah kamu sudah mengantuk ?”
Tanya bunda dan ayah.
“begitulah,kurasa besok aku harus bangun pagi-pagi karena ada kuliah pagi,jadi om,tan ,irene pamit dulu,nikmati makanannya.
Pamit ku dan segera meninggalkan ruang tamu.
“irene memang begitu,temperamennya memang tinggi,dan mudah marah jadi mklum saja ya”
Ujar ayah yang membuat ku jengkel.
“iya itu benar,bahkan dia sering berteriak pada kita”
Sela kak diktan yang menyebalkan itu.
“meskipun begitu kalian sayang sama irene kan ? kan ayah sudah bilang maklumi saja,dia masih kecil.
Sambung ayah.
“bukan masih kecil,tapi masih kekanak-kanak an tepatnya”
Tambah bunda,yang membuat telinga ku panas.
“apakah aku kenak-kanak an ?”
Aku ingin berteriak.
“sungguh menyebalkan,kenapa predikat itu tidak pernah lepas dari ku.aku benci kak diktan !”
meskipun aku sudah berada di kamar lantai dua,aku masih bisa mendengar mereka yang terus saja membicarakan tingkah laku ku,ada yang bilang aku cute,ada yang bilang aku pemarah,ada yang aku manis,cantik,cerewet,rapuh dan banyak lagi,hanya kian yng tidak memberikan suaranya untuk menggolongkan aku ,seperti apa aku.
*****
“woo..adik ku sayang sudah bangun rupanya,padahal biasanya harus butuh tenaga ekstra untuk membangunkan mu”
Sambar kak dikta.
“kalau kakak sama jangan meledek orang lain”
Sahut ku ketus.
“wooh..masih terlalu pagi untuk..”
“iya masih terlalu pagi untuk menggoda adik mu”
Sela bunda yang menyiapkan sarapan pagi.
“ahh bunda,siapa yang menggoda..”
“sudah,sudah,cepat mandi sana”
Potong bunda.aku meresa menang darinya ini awal pagi yang bagus.
“tunggu kakak ya”
Teriak kak dikta.
“tidak usah buru-buru,hari ini aku tidak akan berangkat bersama kalian”
Mendengar teriakan ku membuat kak dikta yang tadinya sudah masuk kedalam kamarnya berlari ke meja makan.
“kenapa ?”
Tanyanya dengan ekspresi yang seperti biasanya,ekspresi lebay.
“tidak apa-apa,aku hanya berangkat bersama teman ku”
“kalau begitu biar kita menjemput teman mu dan kita berangkat bersama ke kampus”
“gak,gak bisa aku ingin pergi bersama teman-teman ku,bukan orang yang selalu mengatai ku kekanak-kanak an”
Jawab ku sengit.
“jadi karena itu ? lagi pula bukan hanya aku saja ,ayah bunda dan semuanya bilang seperti itu,kamu tahu,sikap mu yang kekanak-kanak an itu cute,jadi jangan marah ya”
“siapa yang marah,pernah aku marah ? sepertinya tidak,hari ini dan selanjutnya aku akan pergi bersama teman ku,bukan kalian,mengerti ?”
“tapi..”
“dikta,biarkan adik mu bergaul dengan teman-temannya,kamu dan diktan tidak bisa terus-menerus menjaganya,irene harus punya masa-masa bergaul dengan sebayanya,jadi biarkanlah,dan cepatlah mandi”
Potong bunda yang mebuat ku menang untuk kedua kalinya di pagi ini,benar-benar awal yang baik.
“kak dikta dengar, irene harus punya masa-masa bergaul dengan sebayanya”
Ledek ku.
“apakah jane ?kalau dia,meskipun bunda tidak melarang aku yang akan melarang”
Sudah kuduga,kak dikta kurang suka aku berteman dengan jane karena dia teman cindy,jadi aku sudah mempersiapkan plan b.
“siapa yang akan berangkat dengan jane ?”
“kalau bukan jane,siapa yang teman mu”
“wo’o..masak sudah lupa sama kian”
Sahut ku dengan nada kemenangan,aku yakin kalau sama kian,kak dikta akan mengijinkannya.
“kian ?kalian sudah berteman ? sejak kapan ? bagaimana bisa ?”
“sejak kemarin,dan bisa saja”
Jawab ku singkat.
“pasti kamu bohong” sanggahnya cepat.
“bohong ? sekarang lihatlah siapa yang datang”
Ujar ku seraya beranjak membukakan pintu yang terketuk.
“kian..”
Seru bunda ku,di sela sibuknya.
“apakah kamu sudah sarapan ?”
Tanya bunda.
“sudah tan”
“o..begitu rupanya,apakah kamu datang kesini menjemput irene ?”
Aku yakin kian bingung dengan pertanyaan bunda yang satu ini,dengan cepat aku memberi isyarat padanya untuk mengiyakan pertanyaan bunda,celakanya kak dikta melihat ku memberi isyarat.
“lihatlah bun,irene bohong,tadi dia mengedip pada kian”
Teriak kak dikta.
“tidak bun”
“benar bun..”
“tidak..”
“iya ,aku datang kesini untuk menjemput irene”
Sambar kian,ku fikir aku sudah tamat,tapi sepertinya kian akan menjadi malaikat ku.
“tapi ..”
“hm...kemarin ,waktu di taman belakang,aku yang memintanya untuk berangkat dengan ku karena ierene satu universitas dengan ku”
Meskipun sangat terlihat kebohongannya.tapi sepertinya kian berhasil meyakinkan bunda.
“kamu kan bisa minta bantuan ku,irene juga mahasiswa baru,jadi aku pasti lebih berpengalaman”
“kakak..suruh siapa kalian datang terlambat,jadi sekarang dia milik ku,dia ingin di pandu oleh ku bukan kakak yang cerewet”
Cibir ku,sungguh pagi yang sangat menyenangkan,mimpi apa aku semalam,aku selalu menang pagi ini.
“sudahla dikta,sampai kapan kamu akan mengintrogasi kian,cepat mandi”
Tegur bunda.
“hore...sekarang aku benar-benar bebas dari dua kakak yang menyebalkan itu”
Ujar ku dalam hati.
“sebelum berangkat,sarapanlah dulu kian”
Seru bunda.
“tidak usah repot-repot tan,sebelum berangkat kesini saya sudah..”
“tidak baik menolak rejeki”
Potong bunda.
“sarapanlah dulu”
Sambung ku tanpa menoleh ke arahya karena sibuk mencibir kak dikta yang masih kesal.
“oh iya tante..ini ada oleh-oleh dari mama”
“aduh,kenapa repot-repot”
“tidak kok tan,kata mama ,tante seperti adiknya sendiri”
“sampaikan rasa terima kasih tante,dan sering-seringlah kesini”
 “baiklah,nanti kian sampaikan”
*****
“terima kasih untuk berbohong pada kak dikta”
Ujar ku mencoba memulai pembicaraan yang sedari tadi hanya membisu.
“berbohong ? aku tidak berbohong”
Jawab kian tanpa melepas pandangannya yang menyusuri jalanan.
“kalau kamu tidak berbohong,kamu tidak akan mengarang cerita kalau kamu meminta ku berangkat dengan ku..”
“aku tidak berbohong,itu benar”
Potongnya yang membuat ku bingung.
“begitukah ?”
“ya,kemarin sebenarnya aku ingin melakukan itu,tapi kakak-kakak mu segera datang dan waktu malam hari kamu seperti nya murung jadi aku tidak jadi menyampaikan itu”
Jelas kian yang semakin membuat ku bingung,tapi tidak apa-apa ,pagi ini dia adalah penyelamat ku.
“tapi bagaimana kamu tahu aku akan datang ?”
“hm..aku juga tidak tahu,aku hanya merasa kamu akan datang,jadi waktu kak dikta menanyakan siapa teman ku yang akan menjemput ku,nama mu langsung ada di otak ku,jadi aku langsung menyebut mu dan pada saat itu juga bel berbunyi,dan ternyata kamu,kurasa itu semua insting ku”
“benarkah ? sepertinya insting mu benar-benar akurat”
“kamu terlalu melebihkan”
Potong ku,dan langsung membuka mobil yang sekarang terparkir di universitas ku,oh bukan,maksudku di universitas kami.
“kamu jurusan apa ?”
Tanya ku sambil berjalan mendahuluinya.
“sama seperti mu”
“oh..aku tahu ,kamu ingin menjadi seperti ayah mu kan ?”
“itu salah satu cita-cita”
“salah satu cita-cita ? jadi kamu mempunyai banyak cita-cita ?”
“ya .begitulah..”
“woohh..rupanya kau punya banyak persamaan dengan ku”
“ya begitulah,kurasa kita berjodoh”
Jawabannya membuat ku terdiam,dan membuat ku merona.
“hm..kurasa kita berjodoh untuk bertemu karena kita punya banyak kesamaan”
Jelasnya setelah keheningan terbentang cukup lama.
“apakah kamu sudah tahu dimana kelas mu ?”
“iya..”
“perpustakan,laboratorium ?”
“iya...”
“bagaimana dengan kantin,taman kampus,tempat nongkrong dan semuanya ?”
Dia mengangguk untuk  kesekian kalinya.
“haaah..kamu mengerjai ku ?”
“tidak..”
“kalau kamu tidak mengerjai ku,kenapa... ?”
“karena,ku rasa kamu akan memandu ku”
“ahh dia benar-benar sama menyebalkan sama dengan kakak-kakak ku rupanya”
“aku tidak menyebalkan seperti siapapun”
“apakah dia bisa membaca pikiran ku ?”
“ya,baiklah,kalau kamu sudah tahu semuanya,aku akan pergi ke kelas ku sekarang ,dan terima kasih untuk hari ini”
“tunggu,aku hanya bercanda ,aku tidak tahu dimana itu kantin,taman,tempat nongkrong,perpustakaan,bahkan kelas ku dan semuanya,bagaimana mahasiswa baru pindah dari inggris tahu ?”
“haaahh,aku pikir kamu mengerjai ku ternyata kamu tidak tahu...hm ..baiklah sepertinya tadi kamu agak malu pada ku,sekarang aku akan memandu mu,mari jalan” ku  berjalan mendahuluinya.
Kami pun mengelilingi universitas ini,seperti kak dikta-diktan memanduku waktu awal masuk kuliah,dan lumayan capek untuk berjalan dan menjelaskan semua yang ada di universitas ini.
“apakah kamu bahagia sekarang ?” tanyanya kian.
“ya,kamu bisa lihat sendiri,aku sangat bahagia,sudah lama sekali aku tidak merasa memiliki teman yang menyenangkan seperti mu”
“kamu menganggap ku teman ?”
“hm..oh..itu,hm ..iya aku merasa kita punya banyak kesamaan jadi kita bisa berteman”
Jelas ku kaku.
“hm..begitukah,mulai sekarang kita teman,jadi besok dan seterusnya aku bisa menjemput mu kan ?”
“iya,iya,iya,menjemput ku, itu ide yang bagus”
Jawab ku girang.
“karena kita sudah jadi teman,mau aku belikan ice cream?”
Tawarnya,dan meninggalkan senyumannya yang berhasil membuat ku merona lagi ,sepertinya aku sudah tidak asing dengan ini.
Ketika kita ingin melakukan sesuatu ,lakukanlah ! jangan menunda-nunda, karena belum tentu di masa yang akan datang kita memiliki rasa yang sama untuk melakukan apa yang ingin kita lakukan sekarang.lakukanlah sampai kita merasa bosan.
*****
“pasti bunda akan senang kalau kamu mampir dulu”
“mungkin aku juga”  Sambar kak diktan dengan sengitnya yang membuat ku kaget. “dari mana saja kalian ? bukankah kuliah mu pulang siang kenapa sampai malam ?” aku sudah bosan di introgasi olehnya.
“kita keperpustakan umum,jadi kita pulang malam” balas kian.
 “kenapa pergi berdua ?” teriak kak diktan dengan gaya cutenya yang membuat ku malu.
“lihat sekarang siapa yang bertindak kekanak-kanak -an,kalau kamu seperti itu kamu sangat jelek” ledek ku.
“iya aku memang kekanak-kanak-an ! kenapa kamu tidak menyukai kakak ? apa kamu sebegitu bencinya sehingga tidak menjawab telpon ku” rengeknya.berhentilah bertingkah seperti itu ,aku malu sekali.
“apakah kamu menelpon ku,sebenatar aku lihat dulu”
“aaa...kamu memang benar-benar tidak menyukai ku” erang kak diktan yang semakin melengking.
“kak... kakak ini kenapa sih ? siapa yang bilang irene benci kakak,irene sayang kakak”
“tapi kenapa ....? kamu tidak menghubungi kakak seharian ini” dan sekarang dia benar-benar menangis !
“ahh maaf  kakak,hari ini irene benar-benar sibuk”
“kamu sibuk karena kian” Jawabnya dengan dingin lalu mengusap air matanya dengan punggung tangannya.
“tidak kak..”
Ku melihat kian bergeliat merasa tidak enak ,wajar saja dia begitu,bagaimana tidak kalau melihat kak dikta seperti ini,mungkin fansnya kalau melihat ini akan meninggalkannya.
“kakak...” aku berusaha menghentikan tindakan konyol ini.
“aku tahu kamu menggap ku sekarang konyol,tapi kakak minta kamu tidak boleh mengabaikan kakak lagi”
Mendengar itu,aku merasa sangat bersalah padanya,yang dia katakan memang benar.aku memeluknya.
“kakak..maafkan irene,irene janji tidak akan melakukan itu”
“apa kamu menangis ?”
Tanyanya ,dan mengeratkan pelukannnya.
“ayo kita masuk” ajak kak dikta.
“kak kian ,ayo..” sambung ku.
“ini sudah malam..”
“kalau kamu masih mau menjemput irene besok ,masuklah”

*****
Happy Cute Box Bear