Shadow of GOD Part 7
Aku,kakak kembar ku,kian dan jane membuat kantin
kampus terasa seperti tempat tawuran,tapi aku sangat senang bisa melihat mereka
saling meledek dan saling mentertawakan satu dengan yang lainnya.selain itu aku
juga bisa melihat mereka saling mengerti,andai saja semua orang di seluruh
dunia ini saling mengerti mungkin semua
orang tidak akan pernah mengenal apa yang namanya kesedihan itu.
“kak dikta...kak diktan mengambil makanan ku”
Seru ku kesal.
“diktan,kan di piring mu ada makanan jadi
berhentilah menggangu irene”
“baiklah”
Jawab kak diktan,dengan murung kak diktan menuruti
perintah kakaknya.
“apakah benar-benar seru,bolehk aku bergabung ?”
aku terdiam melihat siapa yang datang.
“kenapa begitu terkejut ?”
seketika kakak-kakak ku memegang tangan ku dan
mengajak ku pergi.
“kemana kalian akan pergi,bukankah sekarang waktunya
kalian senang-senang”
Tambah kevin,menghentikan langkah kita.
“karena setelah ini kalian tidak akan ada waktu
bersenang-senang”
Entah dari mana aku bisa mendengar itu,aku berhenti
dan memalingkan wajah untuk melihat kevin tapi itu tidak akan pernah terjadi
saat kakak kembar ku ada di samping ku.
“apakah kamu baik-baik saja ?”
Tanya kak diktan.
“seperti yang kalian lihat”
“kalau orang itu mendekati mu,kamu harus menghindar
sejauh mungkin,berjarak seratus meter pun jangan pernah ada di dekatnya”
Jelas kak dikta.
“kian,selama kita tidak ada,kamu tahu tugas mu kan
?”
kian mengiyakan pertanyaan kak dikta yang tak ku
mengerti.
“jane kamu juga”
Tambah kak dikta seraya menepuk pundaknya
berkali-kali.
Meskipun mereka menyembunyikan semuanya dari ku,aku
sudah tahu semuanya sekarang,aku mengerti kenapa kakak-kakak ku melarang ku
pergi ke atas atap uatara kampus,karena disanalah kevin melihat adiknya di
tabrak oleh ku,kenapa mereka tidak memberi tahuku supaya aku bisa
berhati-hati,meskipun begitu bagaimana cara ku menebus kesalahan ku.
“aahh kenapa sekarang begitu suram,apakah matahari
tidur ?”
*****
Ku tahu hari ini pasti akan terjadi,hari dimana kak
diktan akan di tuntut atas kecelakaan satu bulan yang lalu,aku sedih melihat
kak diktan yang terus-menerus tersenyum meskipun dia akan memasuki jeruji besi
penjara,tapi aku bersyukur itu hanya tiga bulan.
Sebenarnya kak diktan bisa saja tidak masuk penjara
namun,dia lakukan demi ku,dia ingin menggatikan hukuman ku,tapi aku tahu kevin
tidak akan melepaskan kita begitu saja,biarlah kak dikta disini selama tiga
bulan disini lebih baik dari pada berkeliaran di luar dimana musuh mengamati
kita.
“apakah bunda baik-baik saja ?”
Akhir-akhr ini bunda sangat mudah sakit dan
pingsan,aku mengerti perasaannya sebagai seorang ibu ,bunda pasti sangat sedih
melihat putranya yang ceria harus berada disini,di tempat yang tak pernah kita bayangkan.
Tak ubahnya dengan bunda,kak dikta dan ayah seperti
cangkang yang kosong,keduanya tampak ingin menangis tapi air matanya di tahan.apakah aku boleh menangis ? setelah aku
yang menciptakan masalah ini.maafkan aku kak,aku tidak bisa menahan air mata ku.
“hei..kenapa adik kakak menangis ?”
Tanya kak diktan lalu memelukku.
“apakah kakak akan segera kembali ?”
Tanyaku.
“tentu saja,kalau kakak tidak segera kembali siapa
yang akan membangunkan mu ?”
Ledeknya.
“kenapa disaat seperti ini kakak masih bisa bercanda”
Bentak ku dan menggigit dada bidangnya.
“aaa..kenapa kamu menggigit ku ?”
“karena aku sayang kakak”
“kenapa kamu begitu cute”
Ujarnya seraya mencubit pipi ku.
*****
Sejak hari itu,hari dimana kak diktan masuk penjara ,sangat
terasa sekali kesedihan yang di sembunyikan di rumah ini,bunda sering melamun
dan sering tidak menyadari kehadiran ku disisinya.ini semua salah ku,mungkin benar
yang di katakan cindy ,seharusnya di kecelakaan itu aku mati saja.
“kenapa kamu melamun ?”
Tegur bunda,dia menyapa ku seolah-olah bunda tidak
menyembunyikan kesedihannya.
“ah,aku akan berangkat sekarang”
Pamit ku padanya,akhir-akhir ini bunda memang
seperti itu,dulu bunda selalu ingat makanan apa yang aku suka,dan bunda juga
selalu mengingat kalau setiap pagi aku harus sarapan terlebih dahulu,kalau
tidak sarapan bunda akan melarang ku pergi.
Pagi ini tampaknya bunda lupa kalau aku belum
sarapan.ingin rasanya aku mencabik-cabik tubuh orang yang telah membuat bunda
ku seperti ini,tapi..aku selalu mengatakan pada diri ku sendiri kalau dia dan
mamanya lebih menderita dari pada keluarga ku.
“kenapa kamu lama sekali ?”
Tanya kak dikta yang selalu menunggu ku di depan
rumah,aku tahu bagaimana perasaannya.tapi..mungkin aku terlalu tahu apa yang
orang lain rasakan,setiap kali aku melihat orang lain,aku selalu mengatakan
bahwa aku mengerti apa yang mereka rasakan.
Tapi sebenarnya banyak hal yang tidak ku
ketahui,memang lebih baik tidak mengerti meskipun mengerti orang lain akan
membuat orang lain bahagaia,kadang aku tidak ingin mengerti apa yang orang lain
rasakan dengan begitu aku tidak sedih memikirkan mereka.
ahh
kenapa aku begitu jahat ?
“apa kakak,nanti siang akan menjenguk kak diktan ?”
“bukan di jenguk tapi ...
“iya aku mengerti”
Balas ku cepat memotong jawaban kak dikta,aku sadar
aku salah,kenapa tadi aku bilang mau menjenguk seharusnya aku bilang...aaaahhh
sungguh bodoh.
“apa adik kakak sudah sarapan ?”
“hm..iya”
“kenapa berbohong ? maafkan bunda karena lupa
menyiapkan sarapanmu,tapi ...kakak membawa bekal jadi kita bisa memakannya,mengerti
?”
Kak dikta mencoba menghibur ku,meskipun seharusnya
dia juga harus di hibur,tapi aku tidak terlalu pandai dalam menghibur.
“hm..kakak..kakak harus pergi ke jepara ..”
“iya aku sudah tahu”
Jawab ku memotong cerita kak dikta yang kaku,dia kelihatan bersalah karena akan
meninggalkan ku.
“apakah irene marah ?”
“kenapa harus marah,kakak harus ke jepara karena
ayah,jadi kenapa aku harus marah ?”
“wooh...lihatlah ,rupanya adik kakak sekarang sudah
dewasa”
Ledeknya seraya membukakan pintu mobil untuk ku.
“aahh..kenapa
jarak ke kampus kita semakin dekat, menyebalkan”
Mengacak rambut ku adalah hal yang sering dia
lakukan akhir-akhir ini.
“kenapa kamu tidak marah ?”
“kenapa aku harus marah ?”
“karena rambut mu yang berharga kakak acak?”
“apakah rambut ini lebih berharga dari kakak ?”
“wooh...kenapa sekarang kamu begitu dewasa,sini
kakak peluk dulu sebelum berpisah”
“jangan bilang berpisah”
Balas ku ketus dan hanya senyuman yang dia berikan
pada ku.dan aku tidak bisa mengomelinya lagi.
*****
Dimana ada cahaya terang di situ pula ada kegelapan,sama
halnya dengan keluarga ku,aku sudah terbiasa dengan keluarga ku yang membuat ku
bahagia dengan cahaya kasih sayang yang selalu mereka pancarkan pada ku jadi
aku juga harus biasa dengan kegelapan yang akan menemani cahaya kebahagian itu.
kegelapan dan cahaya terang tidak bisa
terpisah,tidak selamanya yang gelap itu negatif sama halnya dengan negatif dan
positif dalam pelajaran kimia,
positif bertemu positif maka lampu yang
kita rangkai tidak akan menyala dan sebaliknya,maka dari itu positif dan
negatif tetap harus selalu bersama agar
cahaya terang dapat bersinar,bukankah begitu ?
“ayo kita ke kantin”
Sambar jane dan membuat kata-kata ku berhamburan
menghilang.
“aku lagi malas”
“aku sudah berjanji pada kakak-kakak mu kalau aku
akan menjaga mu seperti adikku sendiri”
“woohh...ada apa dengan wanita genit ini”
Ledek ku lalu meraih tangannya, bergandengan tangan
dengan menujun kantin.
“kenapa kamu bertambah...”
“hai...”
Sapa Kian dengan gaya garingnya.
“hai juga”
Balas jane cepat.
“apa aku boleh bergabung”
“tentu saja”
Jawab jane.
“oh maaf irene,aku rasa aku ada janji,maaf,sepertinya
aku harus pergi sekarang” Pamitnya seraya berlari.
“akting mu jelek nona”teriak ku ,jane hanya
menyeringai.
hah...kenapa kebohongannya seperti di
buat-buat,sangat tidak profesional.
“ayo...”
Ajak kian.
“mau aku ajak jalan-jalan nanti ?”
“ah..gimana ya ?”
“sudahlah jangan banyak pikir,lagi pula nanti kan
malam minggu jadi kita keluar saja,bagaimana ?”
“iyalah,terserah kamu”
“baiklah,aku akan jemut kamu nanti malam jam tujuh”
“ahh jangan,bagaimana kalau besok pagi kita mendaki
gunung ?”
“kedengarannya juga bagus,boleh ,awas ya kalau tidak
bangun”
Aku mengangguk mengiyakannya ,berterima kasih karena
kian selalu mengerti ku.
Sedetik pun aku tak pernah membayangkan sosok pria
yang akan ada dalam hidup ku kelak ,selama ini aku hanya berfikir bagaimana aku
dapat mencapai semua yang aku inginkan, dan mencoba bertahan melewati hari-hari
yang sulit.
Saat aku berfikir tentang pria ,setelah aku
memilikinya aku pasti tidak akan menyukainya lagi ,rasanya hubungan itu tidak
mempunyai arti dalam hati ku,aku selalu merasa aku akan sendiri sampai aku
tidak bisa bernafas ,dan saat aku mempunyai pria yang bisa membuat ku
menghilangkan semua itu..
Kadang aku merasa aku akan meninggalkan pria itu ,sedih
,khawatir menusuk ku begitu dalam ,tenggerokan ku tercekat saat aku melihat
bayangan masa depan ku .....,tapi aku yakin hidup akan terus berlanjut ,waktu
tak akan berhenti.
*****
“kenapa ayah mengirim ku kesana ?”
Portes ku saat mendengar rencana ayah yang ingin
mengirim ku ke bali.
“ayah rasa disana bagus,jadi kuliahlah disana”
“ayah..”
“irene...”
Potong ayah dengan nada lemah,aku tahu di rumah ini
beliaulah yang menyembunyikan banyak penderitaan,tapi kenapa semakin lama
keluarga ku seperti ini ? ya...ini memang salah ku.
“baiklah,besok aku akan berangkat kesana”
Seperti malam yang kedatangannya tidak bisa kita
tahan airmata ku juga tidak bisa di tahan,malam ini adalah malam terakhir aku
berada di kamar ini,di rumah ini,tapi ...
Kenapa semuanya seperti tidak akan terjadi
apa-apa,bunda di kamar kak diktan,ayah ,ayah selalu sibuk dengan
pekerjaannya,dan aku ,aku sendiri sibuk dengan kepergian ku besok.ku raih
ponsel ku yang tertidur di atas bantal dan ku tekan tombol telepon.
“mari kita bertemu”
Ujar seseorang di seberang sana.
Dengan malasnya aku keluar rumah,ku lihati semuanya
dengan seksama,kenapa hati ku sakit ?.
“irene mau kemana ?”
Aku terkejut ketika melihat bunda pucat pasi.aku
menghampirinya.
“bunda sudah makan ?”
Tanya ku.
“irene jangan pernah pergi,bunda takut sendirian”
Aku memeluknya,bunda menangis dan memeluk ku begitu
erat.
“bunda...”
Ku rasakan tubuhnya melemas,ku lihat kedua matanya
tertutup.
“bunda,bunda..”
Teriak ku,air mata ku terjatuh begitu saja,seperti
air yang mengalir,aku menggocang-goncang tubuhnya agar beliau bangun,tapi tetap
saja bunda tidak membuka matanya.
*****
Teriakan histeris mengalihakan kepanikan ku
yang menunggu dokter memekriksa
bunda,kaki ku melangkah dimana teriakan wanita itu berasal,dari pintu yang
terbuka aku bisa melihat pemilik suara itu.
“kamu telah membunuh puteri ku”
Teraik wanita itu lagi.
“sadarlah,kenapa kamu menjadi gila seperti ini”
Jawab seseorang wanita yang tak bisa kulihat.
“keluar”
“kenapa aku harus keluar,kamu harus ingat siapa yang
membayar tagihan mu di rumah sakit ini”
“bukankah
wanita itu yang aku lihat dirumah sakit waktu itu ?”
“dan kamu harus ingat juga Tuhan akan membalas semua
yang kamu lakukan pada keluarga ku dan kamu harus ingat juga kalau seluruh uang
yang kamu pakai adalah milik ku,bahkan shampoo yang kamu pakai itu adalah milik
ku”
“apa kamu bilang ?”
Aku terkejut dengan apa yang kulihat,wanita ke dua
menamparnya sehingga wanita itu jatuh,ketika kaki ku hendak melangkah aku
melihat kevin dengan cepatnya aku bersembunyi menghindarinya.
*****
Sudah lama aku menantikan hari ini,hari dimana kak
diktan mau bertemu dengan ku,kegembiraan ku membuncah saat dia dapat
kulihat.seperti biasanya dia tersenyum pada ku,senyumannya yang membuat ku
gemas.tapi...ada yang tidak seperti biasanya,ada memar biru-biru disana,aku
mendekatinya dan mencoba memegang wajahnya.
“kenapa bisa seperti ini”
Tanya ku saat dia merintih karena ku menyentuh
wajahnya.
“ahh irene tahu kan,kakak orangnya sangat aktif jadi kakak terjatuh di dalam,ini tidak
apa-apa kok”
Aku hanya memandangnya,entah aku harus percaya atau
tidak.
“oh ya bagaimana keadaan bunda ?”
Tambahnya.aku memicingkan mata.
“bunda baik-baik saja,jadi kamu juga harus baik-baik
disini”
Teriak ku lalu melayangkan tinju ke perutnya.
“aaa..”
Walau ku pukul dia sangat keras,kak diktan biasanya
tidak akan merasa kesakitan seperti itu,tapi kenapa sekarang dia...
“tada...kakak hanya bercanda”
Jawabnya yang membuat ku kesal.
“kakak sudah makan ?”
“sudah”
“makanlah dengan ku,lihatlah...aku membawa makanan
kesukaan kita”
Ujar ku sambil menunjukkan bekal yang kubawa.
“wahh..wah..pasti enak sekali”
“kurasa seperti itu”
Aku sangat senang melihat kak diktan makan dengan
lahapnya,aku bahagia bertemu dengannya hari ini meskipun ini gara-gara bunda di
larikan kerumah sakit,meskipun begitu aku senang karena aku punya alasan untuk
tidak pergi ke bali.
“berhentilah memandangi ku seperti itu”
Sambar kak diktan yang membuat ku terkejut.
“apa kamu tidak bisa menahan pesona ku,memang harus
aku akui aku sangat tampan,meskipun di tempat seperti ini pesona ku masih kuat”
Ujarnya yang membuat ku tertawa.
“harus ku akui juga kalau kakak memang pembual yang
gila meskipun di tempat seperti ini”
Kami pun tertawa bersama lalu aku memeluknya,memeluknya
begitu erat.
“apakah kakak benar-benar jatuh,kenapa banyak sekali
memarnya ?”
Tanya ku dengan serius.
“iya,ini karena kakak jatuh,tidak usah khawatirkan
kakak,jaga bunda baik-baik hanya kamu yang bisa kakak andalkan”
“cepatlah waktu mu sudah habis”
Ujar salah satu petugas dengan ketusnya.
“tunggulah sebentar,kenapa cerewet sekali”
Umpat ku pada petugas menyebalkan itu.
“gadis ini...”
Geramnyayang membuat ku semakin jengkel.
“dasar orang menjengkelkan,mengertilah
sedikit,bagaimana perasaan mu kalau kamu sudah lama tidak bertemu dengan kakak
mu”
Balas ku sengit.
“baiklah-baiklah,tapi cepatlah sedikit,kalau tidak
aku yang akan di marahi nanti”
Mendengar itu aku tersenyum pada petugas
menjengkelkan itu.
“cepatlah pulang,dan jangan selalu membuat keributan”
“kakak..aku tidak pernah membuat keributan”
“iya...kakak tahu,sekarang cepatlah pulang,kakak mau
tidur”
“aah..bisa-bisanya kakak berbicara seperti
itu,dasar...”
“menyebalkan”
Sahutnya memotong umpatan ku.
“iya,kakak tahu kakak pembual gila yang menyebalkan”
Tambahnya lalu tersenyum.aku ingin senyuman itu tak
pernah pudar dari wajahnya .kak aku
mencintai mu.
*****