widget

Selasa, 15 April 2014

The Shadow Of GOD part 7

Shadow of  GOD Part 7

Aku,kakak kembar ku,kian dan jane membuat kantin kampus terasa seperti tempat tawuran,tapi aku sangat senang bisa melihat mereka saling meledek dan saling mentertawakan satu dengan yang lainnya.selain itu aku juga bisa melihat mereka saling mengerti,andai saja semua orang di seluruh dunia ini saling mengerti  mungkin semua orang tidak akan pernah mengenal apa yang namanya kesedihan itu.
“kak dikta...kak diktan mengambil makanan ku”
Seru ku kesal.
“diktan,kan di piring mu ada makanan jadi berhentilah menggangu irene”
“baiklah”
Jawab kak diktan,dengan murung kak diktan menuruti perintah kakaknya.
“apakah benar-benar seru,bolehk aku bergabung ?”
aku terdiam melihat siapa yang datang.
“kenapa begitu terkejut ?”
seketika kakak-kakak ku memegang tangan ku dan mengajak ku pergi.
“kemana kalian akan pergi,bukankah sekarang waktunya kalian senang-senang”
Tambah kevin,menghentikan langkah kita.
“karena setelah ini kalian tidak akan ada waktu bersenang-senang”
Entah dari mana aku bisa mendengar itu,aku berhenti dan memalingkan wajah untuk melihat kevin tapi itu tidak akan pernah terjadi saat kakak kembar ku ada di samping ku.
“apakah kamu baik-baik saja ?”
Tanya kak diktan.
“seperti yang kalian lihat”
“kalau orang itu mendekati mu,kamu harus menghindar sejauh mungkin,berjarak seratus meter pun jangan pernah ada di dekatnya”
Jelas kak dikta.
“kian,selama kita tidak ada,kamu tahu tugas mu kan ?”
kian mengiyakan pertanyaan kak dikta yang tak ku mengerti.
“jane kamu juga”
Tambah kak dikta seraya menepuk pundaknya berkali-kali.
Meskipun mereka menyembunyikan semuanya dari ku,aku sudah tahu semuanya sekarang,aku mengerti kenapa kakak-kakak ku melarang ku pergi ke atas atap uatara kampus,karena disanalah kevin melihat adiknya di tabrak oleh ku,kenapa mereka tidak memberi tahuku supaya aku bisa berhati-hati,meskipun begitu bagaimana cara ku menebus kesalahan ku.
“aahh kenapa sekarang begitu suram,apakah matahari tidur ?”
*****
Ku tahu hari ini pasti akan terjadi,hari dimana kak diktan akan di tuntut atas kecelakaan satu bulan yang lalu,aku sedih melihat kak diktan yang terus-menerus tersenyum meskipun dia akan memasuki jeruji besi penjara,tapi aku bersyukur itu hanya tiga bulan.
Sebenarnya kak diktan bisa saja tidak masuk penjara namun,dia lakukan demi ku,dia ingin menggatikan hukuman ku,tapi aku tahu kevin tidak akan melepaskan kita begitu saja,biarlah kak dikta disini selama tiga bulan disini lebih baik dari pada berkeliaran di luar dimana musuh mengamati kita.
“apakah bunda baik-baik saja ?”
Akhir-akhr ini bunda sangat mudah sakit dan pingsan,aku mengerti perasaannya sebagai seorang ibu ,bunda pasti sangat sedih melihat putranya yang ceria harus berada disini,di  tempat yang tak pernah kita bayangkan.
Tak ubahnya dengan bunda,kak dikta dan ayah seperti cangkang yang kosong,keduanya tampak ingin menangis tapi air matanya di tahan.apakah aku boleh menangis ? setelah aku yang menciptakan masalah ini.maafkan aku kak,aku tidak bisa menahan air mata ku.
“hei..kenapa adik kakak menangis ?”
Tanya kak diktan lalu memelukku.
“apakah kakak akan segera kembali ?”
Tanyaku.
“tentu saja,kalau kakak tidak segera kembali siapa yang akan membangunkan mu ?”
Ledeknya.
“kenapa disaat seperti ini kakak masih bisa bercanda”
Bentak ku dan menggigit dada bidangnya.
“aaa..kenapa kamu menggigit ku ?”
“karena aku sayang kakak”
“kenapa kamu begitu cute”
Ujarnya seraya mencubit pipi ku.
*****
Sejak hari itu,hari dimana kak diktan masuk penjara ,sangat terasa sekali kesedihan yang di sembunyikan di rumah ini,bunda sering melamun dan sering tidak menyadari kehadiran ku disisinya.ini semua salah ku,mungkin benar yang di katakan cindy ,seharusnya di kecelakaan itu aku mati saja.
“kenapa kamu melamun ?”
Tegur bunda,dia menyapa ku seolah-olah bunda tidak menyembunyikan kesedihannya.
“ah,aku akan berangkat sekarang”
Pamit ku padanya,akhir-akhir ini bunda memang seperti itu,dulu bunda selalu ingat makanan apa yang aku suka,dan bunda juga selalu mengingat kalau setiap pagi aku harus sarapan terlebih dahulu,kalau tidak sarapan bunda akan melarang ku pergi.
Pagi ini tampaknya bunda lupa kalau aku belum sarapan.ingin rasanya aku mencabik-cabik tubuh orang yang telah membuat bunda ku seperti ini,tapi..aku selalu mengatakan pada diri ku sendiri kalau dia dan mamanya lebih menderita dari pada keluarga ku.
“kenapa kamu lama sekali ?”
Tanya kak dikta yang selalu menunggu ku di depan rumah,aku tahu bagaimana perasaannya.tapi..mungkin aku terlalu tahu apa yang orang lain rasakan,setiap kali aku melihat orang lain,aku selalu mengatakan bahwa aku mengerti apa yang mereka rasakan.
Tapi sebenarnya banyak hal yang tidak ku ketahui,memang lebih baik tidak mengerti meskipun mengerti orang lain akan membuat orang lain bahagaia,kadang aku tidak ingin mengerti apa yang orang lain rasakan dengan begitu aku tidak sedih memikirkan mereka.
ahh kenapa aku begitu jahat ?
“apa kakak,nanti siang akan menjenguk kak diktan ?”
“bukan di jenguk tapi ...
“iya aku mengerti”
Balas ku cepat memotong jawaban kak dikta,aku sadar aku salah,kenapa tadi aku bilang mau menjenguk seharusnya aku bilang...aaaahhh sungguh bodoh.
“apa adik kakak sudah sarapan ?”
“hm..iya”
“kenapa berbohong ? maafkan bunda karena lupa menyiapkan sarapanmu,tapi ...kakak membawa bekal jadi kita bisa memakannya,mengerti ?”
Kak dikta mencoba menghibur ku,meskipun seharusnya dia juga harus di hibur,tapi aku tidak terlalu pandai dalam menghibur.
“hm..kakak..kakak harus pergi ke jepara ..”
“iya aku sudah tahu”
Jawab ku memotong cerita kak dikta yang  kaku,dia kelihatan bersalah karena akan meninggalkan ku.
“apakah irene marah ?”
“kenapa harus marah,kakak harus ke jepara karena ayah,jadi kenapa aku harus marah ?”
“wooh...lihatlah ,rupanya adik kakak sekarang sudah dewasa”
Ledeknya seraya membukakan pintu mobil untuk ku.
“aahh..kenapa jarak ke kampus kita semakin dekat, menyebalkan”
Mengacak rambut ku adalah hal yang sering dia lakukan akhir-akhir ini.
“kenapa kamu tidak marah ?”
“kenapa aku harus marah ?”
“karena rambut mu yang berharga kakak acak?”
“apakah rambut ini lebih berharga dari kakak ?”
“wooh...kenapa sekarang kamu begitu dewasa,sini kakak peluk dulu sebelum berpisah”
“jangan bilang berpisah”
Balas ku ketus dan hanya senyuman yang dia berikan pada ku.dan aku tidak bisa mengomelinya lagi.
*****
Dimana ada cahaya terang di situ pula ada kegelapan,sama halnya dengan keluarga ku,aku sudah terbiasa dengan keluarga ku yang membuat ku bahagia dengan cahaya kasih sayang yang selalu mereka pancarkan pada ku jadi aku juga harus biasa dengan kegelapan yang akan menemani cahaya kebahagian itu.
kegelapan dan cahaya terang tidak bisa terpisah,tidak selamanya yang gelap itu negatif sama halnya dengan negatif dan positif  dalam pelajaran kimia, positif  bertemu positif maka lampu yang kita rangkai tidak akan menyala dan sebaliknya,maka dari itu positif dan negatif  tetap harus selalu bersama agar cahaya terang dapat bersinar,bukankah begitu ?
“ayo kita ke kantin”
Sambar jane dan membuat kata-kata ku berhamburan menghilang.
“aku lagi malas”
“aku sudah berjanji pada kakak-kakak mu kalau aku akan menjaga mu seperti adikku sendiri”
“woohh...ada apa dengan wanita genit ini”
Ledek ku lalu meraih tangannya, bergandengan tangan dengan menujun kantin.
“kenapa kamu bertambah...”
“hai...”
Sapa Kian dengan gaya garingnya.
“hai juga”
Balas jane cepat.
“apa aku boleh bergabung”
“tentu saja”
Jawab jane.
“oh maaf  irene,aku rasa aku ada janji,maaf,sepertinya aku harus pergi sekarang” Pamitnya seraya berlari.
“akting mu jelek nona”teriak ku ,jane hanya menyeringai.
hah...kenapa kebohongannya seperti di buat-buat,sangat tidak profesional.
“ayo...”
Ajak kian.
“mau aku ajak jalan-jalan nanti ?”
“ah..gimana ya ?”
“sudahlah jangan banyak pikir,lagi pula nanti kan malam minggu jadi kita keluar saja,bagaimana ?”
“iyalah,terserah kamu”
“baiklah,aku akan jemut kamu nanti malam jam tujuh”
“ahh jangan,bagaimana kalau besok pagi kita mendaki gunung ?”
“kedengarannya juga bagus,boleh ,awas ya kalau tidak bangun”
Aku mengangguk mengiyakannya ,berterima kasih karena kian selalu mengerti ku.
Sedetik pun aku tak pernah membayangkan sosok pria yang akan ada dalam hidup ku kelak ,selama ini aku hanya berfikir bagaimana aku dapat mencapai semua yang aku inginkan, dan mencoba bertahan melewati hari-hari yang sulit.
Saat aku berfikir tentang pria ,setelah aku memilikinya aku pasti tidak akan menyukainya lagi ,rasanya hubungan itu tidak mempunyai arti dalam hati ku,aku selalu merasa aku akan sendiri sampai aku tidak bisa bernafas ,dan saat aku mempunyai pria yang bisa membuat ku menghilangkan semua itu..
Kadang aku merasa aku akan meninggalkan pria itu ,sedih ,khawatir menusuk ku begitu dalam ,tenggerokan ku tercekat saat aku melihat bayangan masa depan ku .....,tapi aku yakin hidup akan terus berlanjut ,waktu tak akan berhenti.
*****
“kenapa ayah mengirim ku kesana ?”
Portes ku saat mendengar rencana ayah yang ingin mengirim ku ke bali.
“ayah rasa disana bagus,jadi kuliahlah disana”
“ayah..”
“irene...”
Potong ayah dengan nada lemah,aku tahu di rumah ini beliaulah yang menyembunyikan banyak penderitaan,tapi kenapa semakin lama keluarga ku seperti ini ? ya...ini memang salah ku.
“baiklah,besok aku akan berangkat kesana”
Seperti malam yang kedatangannya tidak bisa kita tahan airmata ku juga tidak bisa di tahan,malam ini adalah malam terakhir aku berada di kamar ini,di rumah ini,tapi ...
Kenapa semuanya seperti tidak akan terjadi apa-apa,bunda di kamar kak diktan,ayah ,ayah selalu sibuk dengan pekerjaannya,dan aku ,aku sendiri sibuk dengan kepergian ku besok.ku raih ponsel ku yang tertidur di atas bantal dan ku tekan tombol telepon.
“mari kita bertemu”
Ujar seseorang di seberang sana.
Dengan malasnya aku keluar rumah,ku lihati semuanya dengan seksama,kenapa hati ku sakit ?.
“irene mau kemana ?”
Aku terkejut ketika melihat bunda pucat pasi.aku menghampirinya.
“bunda sudah makan ?”
Tanya ku.
“irene jangan pernah pergi,bunda takut sendirian”
Aku memeluknya,bunda menangis dan memeluk ku begitu erat.
“bunda...”
Ku rasakan tubuhnya melemas,ku lihat kedua matanya tertutup.
“bunda,bunda..”
Teriak ku,air mata ku terjatuh begitu saja,seperti air yang mengalir,aku menggocang-goncang tubuhnya agar beliau bangun,tapi tetap saja bunda tidak membuka matanya.
*****
Teriakan histeris mengalihakan kepanikan ku yang  menunggu dokter memekriksa bunda,kaki ku melangkah dimana teriakan wanita itu berasal,dari pintu yang terbuka aku bisa melihat pemilik suara itu.
“kamu telah membunuh puteri ku”
Teraik wanita itu lagi.
“sadarlah,kenapa kamu menjadi gila seperti ini”
Jawab seseorang wanita yang tak bisa kulihat.
“keluar”
“kenapa aku harus keluar,kamu harus ingat siapa yang membayar tagihan mu di rumah sakit ini”
“bukankah wanita itu yang aku lihat dirumah sakit waktu itu ?”
“dan kamu harus ingat juga Tuhan akan membalas semua yang kamu lakukan pada keluarga ku dan kamu harus ingat juga kalau seluruh uang yang kamu pakai adalah milik ku,bahkan shampoo yang kamu pakai itu adalah milik ku”
“apa kamu bilang ?”
Aku terkejut dengan apa yang kulihat,wanita ke dua menamparnya sehingga wanita itu jatuh,ketika kaki ku hendak melangkah aku melihat kevin dengan cepatnya aku bersembunyi menghindarinya.
*****
Sudah lama aku menantikan hari ini,hari dimana kak diktan mau bertemu dengan ku,kegembiraan ku membuncah saat dia dapat kulihat.seperti biasanya dia tersenyum pada ku,senyumannya yang membuat ku gemas.tapi...ada yang tidak seperti biasanya,ada memar biru-biru disana,aku mendekatinya dan mencoba memegang wajahnya.
“kenapa bisa seperti ini”
Tanya ku saat dia merintih karena ku menyentuh wajahnya.
“ahh irene tahu kan,kakak orangnya sangat aktif  jadi kakak terjatuh di dalam,ini tidak apa-apa kok”
Aku hanya memandangnya,entah aku harus percaya atau tidak.
“oh ya bagaimana keadaan bunda ?”
Tambahnya.aku memicingkan mata.
“bunda baik-baik saja,jadi kamu juga harus baik-baik disini”
Teriak ku lalu melayangkan tinju ke perutnya.
“aaa..”
Walau ku pukul dia sangat keras,kak diktan biasanya tidak akan merasa kesakitan seperti itu,tapi kenapa sekarang dia...
“tada...kakak hanya bercanda”
Jawabnya yang membuat ku kesal.
“kakak sudah makan ?”
“sudah”
“makanlah dengan ku,lihatlah...aku membawa makanan kesukaan kita”
Ujar ku sambil menunjukkan bekal yang kubawa.
“wahh..wah..pasti enak sekali”
“kurasa seperti itu”
Aku sangat senang melihat kak diktan makan dengan lahapnya,aku bahagia bertemu dengannya hari ini meskipun ini gara-gara bunda di larikan kerumah sakit,meskipun begitu aku senang karena aku punya alasan untuk tidak pergi ke bali.
“berhentilah memandangi ku seperti itu”
Sambar kak diktan yang membuat ku terkejut.
“apa kamu tidak bisa menahan pesona ku,memang harus aku akui aku sangat tampan,meskipun di tempat seperti ini pesona ku masih kuat”
Ujarnya yang membuat ku tertawa.
“harus ku akui juga kalau kakak memang pembual yang gila meskipun di tempat seperti ini”
Kami pun tertawa bersama lalu aku memeluknya,memeluknya begitu erat.
“apakah kakak benar-benar jatuh,kenapa banyak sekali memarnya ?”
Tanya ku dengan serius.
“iya,ini karena kakak jatuh,tidak usah khawatirkan kakak,jaga bunda baik-baik hanya kamu yang bisa kakak andalkan”
“cepatlah waktu mu sudah habis”
Ujar salah satu petugas dengan ketusnya.
“tunggulah sebentar,kenapa cerewet sekali”
Umpat ku pada petugas menyebalkan itu.
“gadis ini...”
Geramnyayang membuat ku semakin jengkel.
“dasar orang menjengkelkan,mengertilah sedikit,bagaimana perasaan mu kalau kamu sudah lama tidak bertemu dengan kakak mu”
Balas ku sengit.
“baiklah-baiklah,tapi cepatlah sedikit,kalau tidak aku yang akan di marahi nanti”
Mendengar itu aku tersenyum pada petugas menjengkelkan itu.
“cepatlah pulang,dan jangan selalu membuat keributan”
“kakak..aku tidak pernah membuat keributan”
“iya...kakak tahu,sekarang cepatlah pulang,kakak mau tidur”
“aah..bisa-bisanya kakak berbicara seperti itu,dasar...”
“menyebalkan”
Sahutnya memotong umpatan ku.
“iya,kakak tahu kakak pembual gila yang menyebalkan”
Tambahnya lalu tersenyum.aku ingin senyuman itu tak pernah pudar dari wajahnya .kak aku mencintai mu.

*****

Minggu, 13 April 2014

The Shadow Of GOD Part 5

Shadow of  GOD Part 5

Di dunia ini yang paling aku takutkan salah satunya adalah rasa takut ku mengalahkan rasa sakit ku,aku takut ,aku takut melihat seseorang yang aku sayang kesakitan,dan yang paling ku benci adalah aku benci saat aku bisa melihat kesakitan mereka ,lebih baik aku yang kesakitan dari pada mereka.
Kehidupan tak akan berhenti meskipun rasanya langit runtuh di kaki kita ,kapan kita merasa langit runtuh di kaki kita ? saat seseorang yang selalu ada di hati kita tiba-tiba pergi dan kita tidak bisa melihatnya ,kita merasa waktu berhenti seakan-akan besok tidak ada lagi kekehidupan.
Setiap permulaan itu memang sulit ,setiap perjuangan itu memang sulit,  seiringnya berjalan waktu ,saat waktu semakin tua kesulitan itu tak akan lagi terasa ,mereka hanya tinggal kenangan,pengalaman, kita akan menghadapi waktu,keadaan dan orang-orang baru ,dan besar kemungkinan kita akan melupakan kenangan itu bersama bertambah umurnya waktu .
Ketika memori sudah menjadi kenangan ,se-bahagia ,sesakit dan se-cinta apapun yang kita rasakan pada seseorang itu ,kenangan tetaplah mnejadi kenangan dan masa depan tetaplah masa depan .menyakitkan bukan ? melihat mereka yang bisa melupakan kita ,tapi itulah hidup.
“apakah kamu menangis ?”
“berhentilah menyeringai”
Teriak ku pada kak diktan .
“haha..mungkin irene kira kita sudah mati”
Sambung kak dikta.rasanya aku ingin menjambak rambut mereka lalu mematahkan leher mereka satu persatu,mereka memang benar-benar,benar menyebalkan.
“apakah ini adik mu ?”
Ku dapati pria separuh baya berdiri di belakang ku.
“ah om ,jangan berpura-pura ”
Jawab kak dikta sambil menyeringai.
“haha ...sudah lama om tidak melihat mu,bagaimana kabar mu ?”
Tanya pria itu.
“seperti yang dilihat saya sehat”
Jawab ku meskipun aku kebingungan.
tapi siapa dia ? om ? tapi kenapa akutidak pernah melihatnya
“haha..apakah kamu sudah tidak mengenal om lagi ? kalau begitu mari kita kenalan lagi”
Aku hanya tersenyum mendengarnya,dari tanda pengenalnya dia adalah dokter dan namanya...
“nama om ,handoko,tapi biasanya di panggil om..”
“koko..”
Sahut kakak kembar ku bersamaan,kalau begitu,aku pasti memang pernah mengenalnya.
“iya,biasanya kamu memanggilku om koko”
“dan om handoko adalah dokter dengan jabatan tertinggi disini”
Kenapa aku memanggilnya seperti itu,apa dokter ini tidak marah aku memanggilnya seperti itu.
“om tidak marah,malah om sangat suka mendengarnya,kedengarannya imut”
Aku menanggapinya dengan senyuman malu-malu.aku melihatnya tidak berhenti tersenyum,om yang sangat ramah.
“apa kepala kalian tidak sakit lagi ?”
Saat mendengar itu,sekarang aku ingat kenapa aku berlari seperti orang gila ke tempat ini.
“kakak...”
Teriak ku spontan mengagetkan ssemua orang.
“hah..kamu ini ?teriakan mu mengagetkan kami”
Sahut kak dikta.
“aku juga bingung kenapa aku seperti itu,jadi berhentilah menyalahkan ku”
Jawab ku ketus.
“haha...rasanya seperti melihat kalian yang masih kecil”
cerita om koko.
“om,apa keadaan kakak-kakak saya parah ? apakah harus di operasi ? kalau begitu aku akanmenghubungi bunda dan ayah dulu”
Ujar ku tampa bernafas.
“jangan...”
Sanggah kak diktan sambil mengambil ponsel ku.
“jangan ,mereka baru berangkat,kakak tidak mau mereka panik,jadi jangan beri tahu bunda ayah”
“tapi,bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan kalian ?”
“kami akan baik-baik saja”
Jawab kak diktan,aku tahu kaki kanannya bengkak,tapi dia menyembunyikan di balik selimut.tapi benar juga,kalau bunda ayah sampai tahu pasti pekerjaan ayah berantakan dan keduanya akan panik.
“baiklah,aku tidak akan memberi tahu mereka,tapi kalian janji harus cepat sembuh”
Balas ku sengit,butiran kristal seperti serpihan salju merembas di pipi ku.
“kenapa kamu menangis ? kamu tahu kan kakak sangat kuat jadi kakak akan cepat sembuh”
Meskipun kak diktan mengatakan itu aku tidak akan merasa terhibur karena dia lebih parah dari pada kak dikta.
“berhentilah menangis,kami lapar cepat belikan kami makaann atau snack”
Aku langsung berjalan untuk menuruti permintaan mereka.
“kamu mau kemana ?”
Tanya kak dikta.
“mau membelikan kalian makanan dan snack”
“haha..lihatlah dia kak,kenapa hari ini dia begitu aneh,kami hanya bercanda”
“aaaa..kenapa kalian selalu menggoda ku” Rengek ku.
“huss..disini rumah sakit,kenapa menangis seperti anak kecil ? kamu tidak malu”
“kenapa harus malu sama kalian berdua,bukankah setiap hari kalian mengatai ku kekanak-kanakan,aku tidak malu aku membenci kalian sangat membenci kalian”
“hei..jangan teriak,kasihan om handoko”
Aku terkejut,terkejut melihat om koko mempunyai ekspresi itu,entah ekpresi apa itu,seperti ekspresi takut,kagum,geli yang di campur.
“hm..maaf om”
Ujar ku singkat,meskipun malu.
“kalau kalian sembuh,kalian akan mati,apakah aku sudah gila,kenapa teriak di depan kepala dokter rumah sakit terkenal,bagaimana image ku sekarang”
“apa irene punya waktu makan malam dengan om,sudah lama tidak melihat mu makan dengan lahap ?”
“hm..tentu saja”
Balas ku.dengan lahap ?ahh sungguh memalukan.
“kalau begitu,irene mau dinner apa ?”
“terserah om saja”
“usus ? kentang goreng ?”
“wooh...kenapa dia tahu makananfavorit ku ?”
 “tentu saja om tahu,om yang selalu mengajak mu makan usus dan kentang goreng”
Jawabnya seperti tahu yang ku gumamkan.
“haha..tidak usah terlalu keras berfikir,kita berangkat saja sekarang”
“om tidak mengajak kami”
Sela kak diktan.
“iya,tidak adil”
Timpal kak diktan yang sangat kekanak-kanak an.
“kenapa sih kalian,kalian tidak boleh makan sembarangan,kalian harus makan bubur”
Jawab ku ketus ,lagi dan lagi tingkah laku ku membuat om koko selalu tersenyum.
“iya,kalian harus ingat,kalian sekarang pasien jadi harus makan bubur”
Tambah om koko.
“tuh kan,dengar tidak ?”
Aku menambahkan.
“haha,kalau begitu ,om pergi dulu,nanti kita ketemuan di bawah,om pergi ya”
“apa om koko sebegitu dekatnya dengan ku,sampai-sampai dia mengetahui segalanya tentang ku,dan tentang usus ,kentang goremg,jadi makanan favorit ku karena om koko sering mengajak ku makan itu ?”
“kenapa kamu bertanya seperti wartawan kesetanan”
Tanya kak diktan dengan bingung,dan eskpresinya membuat ku tertawa.
“kamu harus tahu,om handoko sangat menyangimu,bahkan om handoko lebih menyayangi mu dari pada puterinya sendiri”
Tambah kak dikta.
“benarkah ?”
“haah...kenapa begitu banyak yang menyayanginya di dunia ini,sungguh menyebalkan”
“kenapa kalian seperti itu kalau banyak orang yang menyayagiku,benar-benar kakak yang jahat”
dengus ku.
“maksud kita bukan seperti itu,kita hanya kesal kalau kita punya banyak saingan”
“haha..kalian ini,kakak tahu kan,di dunia ini kalian yang paling aku cintai setelah ayah”
Balas ku untuk menghibur mereka.
“baiklah,kami percaya tapi kami sekarang perlu bukti”
“baiklah aku akan membuktikannya setelah kalian sembuh,sekarang aku harus ke bawah ,om koko menunggu ku”
“ahhh..kamu ini benar-benar,padahal barusan kamu bilang kalau kami adalah pria ...”
“kakak.. kalian akan tetap menjadi nomer dua,aku sungguh-sungguh”
“baiklah ,kami percaya”
Aku mencium mereka ,setidaknya ini akan menambah kepercayaannya padaku.
“mau lagi..”
Ujar kak diktan ,dengan genitnya dia meminta ku menciumnya di bibirnya yang kecil itu.
“ahh kenapa kakak begitu menyebalakan,aku bukan anak kecil lagi,jadi berhenti memintaku mencium bibir mu,bagaimana kalau pacar-pacar mu melihat itu,nanti ada yang meneror ku,seperti waktu itu”
“aku tidak peduli,lebih baik mereka semua meningglkan ku dari pada aku tidak ciuman saat aku sakit seperti ini”
“kakak bukan aktor melodrama kenapa sangat bagus berakting seperti itu”
Timpal ku dan menuruti kemauannya.
“kakak...”
Teriak ku karena tidak melepas ku.
“aaaaah...”
Rintih kak diktan karena pukulan ku,aku lupa kalau kakinya bengkak.
“apakah sakit ? maaf ”
Tanya ku,seperti aku juga bisa merasakan sakitnya.
“tidak sakit kalau kamu mencium ku lagi”
“berhentilah menggodanya,lihatlah wajahnya merah-merah”
“haha,tapi ...oh ya,kenapa pipi mu merah-merah tadi,jangan bilang....”
“hei...hm..tadi wajah ku merah-merah karena aku makan telur”
Jawab ku ketus.
“aku pergi dulu”
Pamit ku sebelum mereka mengintrogasi ku lebih lama lagi.
“kenapa mereka begitu menyebalkan”
*****
“apa ? tidak mau berdamai ?”
“makanlah dulu irene ,selesai makan baru kita cari jalan keluarnya”
“apakah orang itu sangat parah?”
“ om dengar tulang lututnya retak”
“apakah sudah ada bukti kalau kak diktan yang menabraknya ? bagaimana mungkin kasus ini akan di bawa ke kantor polisi,bagamain kalau ayah sampai tahu ?”
“tenanglah,om akan mencari jalan keluarnnya”
“papa...”
“cindy ?”
lirih ku saat melihatnya.
“kenapa papa tidak tidak mengajak ku dinner ?”
Tanyanya manja selayaknya puteri pada seorang ayah.
“hai irene lama tidak ketemu”
“apakah kalian sudah dekat lagi ?”
Pertanyaan om koko membuat ku bingung,apakah dulu aku dekat dengan cindy ?kalau benar ,kenapa selama ini dia seperti tidak mengenal ku ?.
“yummi...aku ingin usus dan kentang goreng”
“apakah kamu juga suka ini ?”
“ya begitulah,hm..sepertinya enak..”
“pesanlah dulu,ini punya irene”
Sela om koko seraya mengambil kentang goreng dari cindy.
“tidak apa-apa om,makan saja cin..”
“tidak usah,aku akan memesan”
Jawabnya ketus,aku tidak pernah melihatnya se-ketus ini.
“dia memang begitu”
Jelas om koko setelah cindy pergi,tapi yang aku bingungkan disini adalah kenapa malam ini cindy begitu dingin pada ku .
 Om koko dan aku memang punya banyak kesamaan bahkan makanan favorit kita sama,ketertarikan pada buku,DVD,makanan pedas yang berkuah,sampai warna favorit kita pun sama,entah dia yang meniru ku atau tidak, tapi...sepertinya tidak,lama-kelamaan kita semakin akrab dan semakin akrab.
Rasanya seperti bertemu kembali dengan sahabat yang sudah lama tidak bertemu,om koko benar-benar seperti anak muda,aku berfikir dia sedikit mirip dengan ayah,bagaimana caranya menghibur,meledek dan menasehati ku bahkan cara memanjakanku sama dengan cara ayah.
“apa papa tidak akan kembali ke rumah sakit,ini sudah lebih satu jam ?”
Sela cindy.cindy ? cindy disini bersama kita ? aku tersadar jika ada cindy disini.
“papa tidak pernah terlambat maupun libur jadi papa tidak apa-apa jika malam ini terlambat”
Jawab om koko tanpa menoleh kearah puterinya.
“apakah kuliah mu bagus ?”
Tanya om koko pada ku.
“iya lumayan”
“mau om ceritakan cerita lucu”
“mau,mau,mau”
Jawab ku spontan yang justru membuat ku malu karena terlalu kegirangan.
“haha..kamu tidak berubah....”
“aaaaaa....”
Teriak cindy yang membuat ku terkejut dan agak takut melihatnya melotot pada ku.
“apakah kalian disini hanya berdua ? disini juga ada aku ?papa..apa irene puteri papa ?sadarlah puteri papa cindy bukan irene,kenapa papa memperlakukan dia seolah-olah irene puteri kesayangan papa ?”
“cepatlah duduk,jangan berteriak,banyak orang disini”
Bujuk om koko,tatapannya mengeras.
“tidak,papa selalu memanjakan irene sedangkan cindy ?”
“apa yang kamu bicarakan ?”
Volume suara om koko mulai meninggi.
“maaf om,aku harus kembali ke kamar kakak ku sekarang”
“habiskanlah makanan mu dulu,baru pergi”
Cegah om koko.
“lihat,bahkan papa menyuruhnya menghabiskan makanannya,sedangkan cindy,papa tidak pernah menyuruh ku begitu,papa datang dan pergi tanpa menanyakan ku sudah makan apa belum”
Suasana mulai menegang,benar apa yang di katakan kak dikta,om koko menyayangi ku melebihi puterinya.keduanya seperti tidak ingin mengalah.
“saya pergi dulu om”
Tak enak rasanya jika aku masih di tengah-tengah mereka.
“irene,makanan mu baru datang,tetaplah disini dan kamu cindy duduk dan jangan berteriak”
“kenapa dulu kamu tidak mati saja ?”
Teriak cindy pada ku seraya melemparkan gelasnya yang mengenai kepala,detak jantung ku berdegup mendengar kata-kata itu darinya ,seseorang yang awalnya cukup berbeda ,dan kami bisa berteman.
Plaaaakk...suara tamparan keras ,ku mengangkat wajah ku yang semula tertunduk.jangan lakukan itu om .
“apa yang kamu katakan ,siapa yang mati”
Teriak om koko dengan sengitnya.
“apakah papa mengajari itu ?”
“iya,papa yang mengajari ku seperti itu,cindy benci papa”
Cindy pun pergi dengan belasan pasang mata mengikutinya keluar dari restoran.
“apakah kamu baik-baik saja ?”
Tanya om koko kaku dan beliau kembali tenang.oh tidak ! apa yang aku lakukan ?
“astaga ! kepala mu berdarah”
Aku tahu om merasa bersalah pada ku,tapi aku yang bersalah disini.
“maafkan aku,cindy ,pasti sangat sulit melihat ayah kita sendiri menyayangi puteri orang lain dari pada puterinya sendiri’
“jangan dengarkan apa yang cindy katakan,biasanya dia adalah gadis yang baik dan tidak kasar”
“irene tahu om”
*****
 Melihat kemarahan cindy yang begitu besarnya,aku yakin selama ini pasti dia sangat membenci ku sampai-sampai dia menginginkan kematian ku.wajar kalau dia merasakan itu,aku bisa mengerti perasaannya.
Aku tidak bisa membayangkan kalau ayah yang seperti itu,mungkin aku akan menangis di kamar ini,menangis sendirian dan akan selalu seperti itu.mungkin kakak kembar ku kesal karena aku tidak bermalam di rumah sakit,lebih baik begitu dari pada mereka melihat memar di kening ku.
“kian ?”
Baca ku ulang di layar ponsel ku.
“halo ?”
“kamu ada dimana ?”
Tanyanya.
“aku ? aku di rumah ?”
“tapi kenapa diktan terus menanyai mu pada ku ?”
“oh,katakan padanya kalau aku di rumah dan besok aku akan ke sana”
“maksud mu kakak-kakak mu tidak ada di rumah ? kamu sendirian ?”
“iya..mereka di rumah sakit karena kecelakaan”
“kecelakaan ? kapan ? bagaimana bisa seperti itu ?”
“katakan saja seperti yang aku katakan,dan ceritanya besok saja karena aku sudah ngantuk,ya sudah,aku matikan...”
Aku langsung mematikan telepon itu,dia mencoba menghubungi ku lagi,tapi malam ini mood ku benar-benar buruk.aku ingin tidur ,melupakan semua yang terjadi hari ini,aku ingin menghentikan waktu .
*****
Ku lihat matahari sudah tersenyum di ufuk timur,cahayanya yang silau tak membuat ku berhenti menatapnya,sinar itu benar-benar tidak mempengaruhi ku pagi ini,lebih baik kak diktan mengerjai ku atau menggoda ku sampai aku menangis dari pada seperti ini,suasana hati yang buruk rumah ini benar-benar sepi,aku tidak ingin keluar rumah tapi disisi lain aku harus mengurus masalah kakak kembar ku.
“aku tidak boleh egois,saat ini kakak-kakak ku dalam masalah sedangkan aku ? aku hanya bad mood gara-gara kesalahan ku sendiri,ya..sebaiknya aku pergi ke orang itu”
“Om dengar ayahnya tidak hanya mempunyai pengaruh besar dalam dunia bisnis tapi juga mempunyai pengaruh dan kekuasaan yang sangat besar dalam politik meskipun sebenarnya dia tidak duduk di dunia politik”
Kata-kata itu terus saja menemani kepala ku walaupun aku sudah sampai di depan kamarnya dimana dia di rawat.
“kalau benar begitu,dan orang ini benar-benar tidak mau berdamai,maka ayah akan menjadi sasaran empuk bagi mereka yang memusuhi ayah di dunia politik,tidak..tidak..itu tidak boleh terjadi,apapun caranya aku harus membujuknya agar mau berdamai”
Tekad ku dalam hati seraya mengetuk pintunya.
“kevin ?”
Ulang ku membaca,nama yang ada tertulis di pintu.
“masuk..”
 “selamat siang”
Sapa ku berbasa-basi.aku berjalan tanpa melihatnya ,aku tak berani melihatnya langsung
“walau bagaimanapun aku tidak mau berdamai”
Kepala ku terangkat,aku agak terkejut melihatnya begitu muda,mugnkin dia seumuran dengan ku,tapi kenapa dia begitu dngin dan angkuh.
“hm..aku..aku datang kesini membawakan ini untuk mu sebagai permintaan maaf dari keluarga ku”
“apa kamu datang menyogokku dengan sekeranjang buah-buah an itu”
“kenapa dia begitu dingin”
Tanya ku,tentu saja pada diri ku sendiri.
“cepat keluar,aku ingin ganti baju”
“aku harus bagaimana ? kalau aku keluar dia tidak akan mengizinkan ku masuk lagi”
Gumam ku mencari solusi.
“hm..baiklah,ku letakkan ini disini,hm..aku pergi,cepat sembuh”
Pamit ku.
“ahhh sungguh ending yang kurang memuaskan,lihat saja,aku akan kembali lagi,lagi pula kenapa dia begtu dingin pada ku.aishh sungguh menyebalkan,bahkan lebih menyebalkan dari kak diktan.
*****
“apakah perlu bantuan ku ?”
Tanya jane bersemangat membantu ku,tapi aku yakin dia tidak akan membuat masalah ini selesai yang ada dia akan memperbesar masalah ini.
“aku akan mencari jalan keluarnya sendiri”
“kalau mau menghadapi pria muda yang dingin itu,kamu harus meminta bantuan ku,dengan begitu semua masalah akan selesai”
“tapi..bagaimana caranya ? apakah kamu akan menggodanya seperti yang kamu lakukan kepada semua pria ?”
“hei..kata-kata mu begitu kasar nona,kamu harus ingat,aku lebih tua dari mu jadi bersikap sopan lah padaku”
Celotehnya.
“iya,baiklah kakak”
Dia tersenyum dengan ucapan ku,aku tahu jane tidak akan benar-benar marah padaku.
“irene...”
“huuu...lihatlah siapa yang datang,pangeran kampus ini selalu memburu mu”
Goda jane yang melihat kian berjalan ke arah kami.
“sudah lama tidakketemu”
Sapa jane,tentu saja dengan gayanya yang centil.
“iya...”
Biasanya aku akan tertawa melihat ekspresinya yang meringis ngeri seperti itu,tapi..akhir-akhir ini selucu apapun lelucon tak akan membuat ku tertawa,aku ingin memberitahukan masalah ini pada kakak-kakak ku,tapi aku tidak boleh memberi tahu mereka.
“aku yakin aku bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya,irene fightingg ”
Hanya ini yang bisa membuat ku semangat lagi.
“kamu mau kemana ?”
Tanya Kian dan berlari menyusul ku.
“aahhh,kalian mau kemana ?”
Sambung jane.namun aku tak menghiraukannya,karena aku terlalu sibuk dengan apa yang aku pikirkan.
“biarkanlah aku membantu mu”
Tawaran bantuan ini bukan yang pertama kalinya kian katakan pada ku,tapi aku tidak bisa meminta bantuannya,aku takut papa dan mamanya tahu,kalau orang tuanya sampai tahu,otomatis ayah dan bunda akan tahu juga.
“sudahlah,ini bukan masalah serius,jadi santai saja,aku akan menyelesaikannya sendiri”
“sampai kapan kamu akan keras kepala ?”
Ku menatapnya,untuk pertama kalinya aku melihat ada keseriusan di matanya.mata hijau menatap ku dengan penuh kekhawatiran.
“hm..sampai aku merasa perlu bantuan”
Jawab ku singkat lalu berjalan lagi mendahuluinya.
“kenapa kamu...? ”
“aku akan meminta bantuan,nanti saat aku butuh bantuan,untuk sekarang kurasa aku bisa menyelesaikannya sendiri,jadi jangan pergi ke rumah terlalu sering,karena aku terganggu,mengerti ?”
Potong ku memotong pembicaraanya yang membuat telinga ku penuh.
“sepertinya kamu mengerti,kalau begitu aku pergi”
Pamit ku padanya.

*****
Happy Cute Box Bear